Lumajang - Awal tahun 2020 menjadi hari yang kelam bagi petani di Lumajang. Pasalnya, kelangkaan pupuk subsidi mengancam petani gagal panen. "Kartu tani jadi sumber masalah, nanti bisa gagal panen," ujar Taufiq Hidayat, petani asal Desa Pandanwangi, Senin (10/02/2020).
Petani merasa sangat resah, terlebih lagi para petani yang memiliki sedikit sawah sulit dapat pupuk bersubsidi. Saat ini, jatah pupuk untuk Lumajang dipangkas 50 persen sehingga saat tiba waktunya memupuk padi, malah pupuk menghilang. "Saya tanya semua petani, semua mengeluh kesulitan pupuk," terangnya.
Baca juga: Asosiasi BPD se-Lumajang Bertemu H. Rofiq Anggota DPRD Jatim
Soal pupuk subsidi, pemerintah tidak perlu mencurigai petani akan menyelewengkan pupuk subsidi. Petani akan membeli sesuai kebutuhan dan tidak mungkin menjual lagi pupuk bersubsidi yang bukan haknya.
Baca juga: MPM Desak BK DPRD Segera Clearkan Beredarnya Foto Mesra Mirip Ketua Dewan Lumajang
"Saya kira soal pupuk, orang petani tidak perlu dicurigai, butuh sak kintal, ya beli sak kintal, ghawe opo akeh-akeh," terangnya.
Harunur Rosyid, anggota DPRD Lumajang dari fraksi NasDem mengaku banyak keluhan dari petani. Bahkan, informasinya di tataran penjual, ada sistem beli paket antara pupuk bersubsidi dan pupuk non subsidi. "Akhiranya harganya mahal," paparnya.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
Paimin, Plt Kepala Dinas Pertanian Lumajang menyatkan gagal panen banyak faktornya bukan soal pupuk saja. Ada serangan hama tikus, cuaca dan lainnya, namun pemerintah sudah mengikutkan sebagian petani Lumajang dalam asuransi tani. "Semoga tidak gagal panen, kalau iya sebagian sudah diikutkan dalam asuransi," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi