Sukodono - Harga pisang kepok alias pisang gajih bikin geleng-geleng para pelaku usaha. Pasalnya, harga pisang kepok terus melonjak dan barangnya juga cenderung sulit didapatkan di pasaran.
Meski Lumajang dikenal kota pisang, namun bagi para pelaku usaha kuliner dengan bahan baku pisang, pisang sangat mahal. "Harga pisang kepok mahal sekali mas," ujar Ahmad Lutfi, owner Strudel Lumajang di Desa Sumberejo Kecamatan Sukodono, Kamis (27/02/2020).
Baca juga: Polres Lumajang Kerahkan 1.650 Personel Amankan Pemungutan Suara Pilkada 2024
Dua tahun lalu, harga pisang kepok masih berkisar 80-120 ribu satu tandan. Namun, dua tahun terakhir harga bahan baku strudelnya melonjak dua kali lipat menjadi 200-300 ribu rupiah. "Sekarang satu tandang pisang bisa tembus 300 ribu mas," paparnya.
Dalam seminggu, Strudel Lumajang bisa menghabiskan 16 tandang pisang kepok. Lutfi harus berkeliling pasar, muali Senduro hingga pasar Pulo di Kecamatan Tempeh untuk mendapatkan pisang kulitas bagus.
Baca juga: Pekerja Irigasi di Lumajang Tewas Kesambar Petir
Para petani atau pedagang beralasan pisang kepok mahal karena barangnya langka karena terserang penyakit dan perubahan cuaca. Tak hanya dirinya yang merasakan dampak harga pisang, para pelaku UKM yang berbahan dasar pisang juga mengeluh.
"Teman-teman UKM yang berbahan dasar pisang pada mengeluh mas, karena harga pisang mahal sekali," tuturnya.
Baca juga: Masuk Hari Tenang Pilkada, Alat Peraga Kampanye di Lumajang Langsung Dibersihkan
Lutfi juga banyak menemukan pisang di pasar disemprot dengan bahan kimia agar cepet menguning. Jika dibuat bahan dasar strudel hasinya tidak bagus, karena kue strudel tidak bisa bertahan lama. "Kalau pisanya jelek, kualitas strudel tidak bisa tahan lama mas," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi