Senduro - Perbedaan bukanlah hal yang rancu dan sumber konflik, namun perbedaan adalah sebuah kekayaan yang mampu menciptakan sebuah keindahan. Senduro yang dikenal sebagai pusat referensi toleransi antar umat beragama akhirnya dilaunching sebagai Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama.
Launching Desa Senduro sebagai Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama dilakukan di Pendopo Wantilan Agung Pura Mandara Giri Semeru Agung, Sabtu kemarin. Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono mengaku bangga dengan kerukunan umat beragama yang ada di Desa Senduro, Kecamatan Senduro.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Sekda menyampaikan toleransi sangat diperlukan dalam kehidupan sosial, apalagi di Negara Indonesia, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, budaya dan bahasa. Dia menilai, toleransi adalah sebuah kebebasan yang tidak menghalangi kebebasan orang lain.
"Toleransi bagi saya kebebasan yang sebebas-bebasnya sepanjang tidak bersentuhan dengan kebebasan orang lain," terangnya.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Agus Triyono memaparkan jalan mencapai sebuah kerukunan diperlukan empat hal yaitu rasa tahu diri, hidup saling melengkapi, lebih mencari persamaan daripada perbedaan, dan diperlukan kelapangan hati.
Sementara, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lumajang, Suharo AP menilai Desa Senduro sudah sangat pantas disebut dengan Desa Kerukunan Umat Beragama. Menurutnya, banyak hal yang mendasar soal kerukunan umat yang tertanam pada sendi kehidupan sosial masyarakat Desa Senduro.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
"Saya yakin sampai dunia hancur kerukunan disini akan tetap terjaga, ini potensi kerukunan yang tidak ditemui di tempat yang lain,"pungkasnya. (Oky/ls/red)
Editor : Redaksi