Lumajang - Dampak dari Pandemi Covid-19 bukan saja membahaya kesehatan. Tapi juga dari sisi perekonomian masyarakat pertanian di Lumajang dengan kelangkaan pupuk dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah selalu ditentukan harga pasar.
"Dampak pandemi sangat dirasakan oleh masyarakat yang hidup di pertanian," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Lumajang, Suigsan pada beritajatim.com, Minggu (29/8/2021).
Baca juga: Peringatan HUT 60, Golkar Lumajang Akan Terus Berjuang Karya Kekaryaan
Menurut dia, desa yang dinilai beberapa pakar akan menjadi pertahanan pangan saat pandemi tenyata tidak berbanding lurus. Pasalnya, petani tidak hanya bergelut untuk menjaga tanaman aman dari serangan hama, tetapi kelangkaan pupuk subsidi dan harga gabah alami naik turun.
"Ini sangat dirasakan, apalagi bagi buruh tani," teragnya.
Baca juga: Peringati HUT 59, Golkar Lumajang Target 7 Kursi di Pemilu 2024
Sedangkan sektor pertanian di agrobis, tambah Suigsan, juga dilematis. Pasalnya, harga tidak sesuai harapan dengan proses tanam hingga panen.
"Saya melihat antara produk agrobis di Lumajang tidak hanya dipenuhi lokal, tetapi luar daerah. inilah menjadi anjloknya harga hasil agrobis masyarakat Lumajang," tutur Ketua DPD Golkar Lumajang itu.
Baca juga: DPRD Lumajang Banyak Dapat Keluhan Jalan Rusak
Suigsan berharap pemerintah Lumajang melalui Dinas Pertanian melakukan kajian mendalam. Agar sektor pertanian yang menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) diatas 35 persen bagi Kabupaten Lumajang. (har/red)
Editor : Redaksi