Dahlan mengatakan, pengoperasian pabrik anyar Semen Gresik ini akan sangat membantu pemenuhan kebutuhan semen di Indonesia. Suplai semen yang cukup akan menjamin kontinuitas pembangunan infrastruktur.
"Pembangunan kita tak akan terkendala lagi oleh semen. Listrik sudah beres, semen beres, infrastruktur bisa terus dibangun. Sehingga, ekonomi kita bisa terus tumbuh," ujar Dahlan.
Dahlan mendukung langkah SMGR untuk terus melakukan ekspansi. Selain di Tuban, Semen Gresik kini tengah merampungkan pabrik baru Tonasa V di Sulawesi Selatan yang diharapkan beroperasi pada kuartal II/2012. Dengan beroperasinya dua pabrik anyar itu, kapasitas Grup Semen Gresik akan terangkat ke level 25 juta ton per tahun.
"Sekarang Kaltim ini teriak-teriak kekurangan semen, sehingga beberapa proyek infrastruktur sempat dihentikan. Nah kendala-kendala semacam itu harus kita atasi agar pertumbuhan bs naik lebih kencang," jelas Dahlan.
Dirut Semen Gresik Dwi Soetjipto menambahkan, pabrik Tuban IV bisa beroperasi penuh pada akhir April. "Penyalaan api ini berlangsung empat hari, dilanjutkan heating up pada pertengahan bulan ini. Dalam proses trial ini kita cek semua. Jika ada setelan yang tak pas, kita cek dan benarkan semuanya. Diharapkan akhir April dapat beroperasi penuh," papar Dwi.
Dwi menuturkan, ekspansi adalah keharusan untuk memenuhi kebutuhan pasar semen nasional. Saat ini kapasitas semua pabrik semen nasional mencapai sekitar 54 juta ton per tahun. Adapun kebutuhannya berkisar 45 juta ton per tahun. Dengan ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh, kebutuhan semen semakin meningkat.
"Jika tak ada penambahan, dalam waktu tiga tahun ke depan pasti kita akan mengalami shortage semen. Kalau shortage, harga jadi mahal. Itu menghambat perekonomian nasional," jelasnya.
Selama 2011, perseroan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 14,22% menjadi Rp16,36 triliun dibanding pendapatan 2010 sebesar Rp14,34 triliun. Laba bersih naik 7,9ri Rp3,66 triliun pada 2010 menjadi Rp3,95 triliun pada 2011Editor : Redaksi