Lumajang - Acara Harjalu ke 768 digelar secara sakral pasalnya, saat prosesi di Pendopo Arya Wiraraja dikemas dengan penobatan Nararya Kirana sebagai penguasa Lamajang.
Penobatan Nararya Kirana menjadi Juru Raja Lamadjang oleh ayahnya Raja Wisnu Wardana dari Kerajaan Singosari. Kemudian disambut rombongan arak-arakan PJ Bupati Lumajang menuju Alun-alun Lumajang.
Baca juga: Pekerja Irigasi di Lumajang Tewas Kesambar Petir
Dalam arak-arakan tersebut ada berbagai pusaka kerajaan serta penari budoyo.
Pantauan lumajangsatu.com, saat prosesi upacara Harjalu menggunakan bahasa jawa. Sedangkan untuk hiburan menampilkan 5 tarian khas Lumajang yaitu Tari Glipang, Godril, Topeng Kaliwungu, Jaran Kencak dan Jaran Slining.
Tampak pantauan di lapangan para pelajar sangat bersemangat menampilan tarian tersebut. Sedangkan untuk Tari Godril merupakan tari pergaulan muda mudi Lumajang jaman dulu. Tarian ini dipentaskan saat bulan purnama dikala sedang jatuh cinta.
Baca juga: Satlantas Lumajang Gelar Patroli Malam Antisipasi Balap Liar dan Kriminalitas
Penampilan tari godril ini dikarenakan sangat membudaya di Lumajang selain jaran kencak.
Tari Godril sudah menjadi kesenian khas Lumajang selain jaran kencak, kuda slining dan musik danglung.
PJ Bupati Indah Wahyuni mengungkapkan bahwa tepat hari ini merupakan Hari Jadi Kota Lumajang ke 768 di Jumat Berkah. Dalam prosesi dikemas secara sakral dengan budaya, hal tersebut supaya bisa dinikmati oleh masyarakat Lumajang.
Baca juga: Masuk Hari Tenang Pilkada, Alat Peraga Kampanye di Lumajang Langsung Dibersihkan
"Terutama untuk kaula muda agar mengetahui dan diingat ini proses lahirnya kota Lumajang" ungkapnya.
Pihaknya berharap dengan bertambahnya usia Kabupaten Lumajang semakin berkembang serta angka kemiskinan menurun, Dia juga mohon dukungan kepada seluruh stakeholder agar bersinergi bersama-sama (Ind/red).
Editor : Redaksi