Lumajang - Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjadi aliran Sungai Glidk, perbatasan Kabupaten Lumajang dengan kabupaten Malang menelan korban jiwa, Rabu (31/1/2023) petang.
Korban meninggal dunia diketahui bernama Suparman, warga Desa Kabupaten Blitar merupakan operator ekskavator. Ia tewas diterjang banjir lahar dingin.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Saat kejadian, Suparman sedang melakukan aktivitas pertambangan pasir di Kecamatan Ampel Gading, Kabupaten Malang.
Menurut informasi yang di dapat dari Kapolsek Pronojiwo AKP Wahono Puji Santoso mengatakan bahwa Suparman sempat berusaha menepikan ekskavator yang dikendarainya. Namun, laju air datang lebih cepat hingga Supratman beserta ekskavator terseret derasnya banjir lahar.
Sedangkan beberapa warga dan pekerja sempat meneriaki korban agar segera menepi sebelum akhirnya terseret.
"Setelah banjir reda warga melakukan pengecekan ke kskavator yang sudah terseret beberapa meter dari lokasi awal. Namun, korban tidak ditemukan," ujarnya.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Korban berhasil ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa setelah warga melakukan penyisiran sejauh 7 kilometer.
"Saat ditemukan tubuh Supratman tertimbun material vulkanik yang terbawa derasnya banjir lahar Gunung Semeru," terangnya.
Korban ditemukan sejauh 7 kilometer tepatnya di Blok Wareng, perbatasan antara Desa Sidomulyo dan Taman Ayu.
Baca juga: Jelang Nataru Ribuan Miras Serta Knalpot Brong Dimusnahkan Polres Lumajang
"Setelah dilakukan evakuasi, korban langsung dibawa ke rumah duka yang ada di Blitar," tutupnya.
Sementara, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengimbau, para penambang dan warga yang beraktivitas di sekitar sungai yang dialiri lahar semeru untuk segera keluar dari area sungai begitu cuaca sudah tampak mendung.
"Kami imbau agar warga tetap tenang dan terus meningkatkan kewaspadaan, khususnya yang beraktivitas di sekitar sungai, resiko banjir itu nyata meski pun waktu dan intensitasnya belum bisa di prediksi," imbaunya (Ind/red).
Editor : Redaksi