Medan Terjal

Kebakaran Hutan di Lumajang Petugas Berjibaku Padamkan

lumajangsatu.com
Petugas kesulitan ketika padamkan api karena medan terjal

Lumajang- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tepatnya di Desa Argosari dan Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang dan TNBTS masih berjibaku memadamkan api.

Baca juga: Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, menyatakan bahwa titik api saat ini terkonsentrasi di dua lokasi utama, yakni di kawasan Ebeng-ebeng Desa Argosari dan Ayak-ayak Desa Ranupani.

Kondisi angin kencang dan medan yang sulit menjadi kendala utama dalam proses pemadaman," ujarnya.

Sampai saat ini, penyebab pasti kebakaran belum diketahui secara pasti. Tim gabungan dari BPBD dan TNBTS masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab terjadinya kebakaran.

"Untuk luasan lahan hutan terbakar belum bisa diketahui berapa Hektar," kata Yudhi.

Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan

Sementara itu, Warga setempat, Juma'i, melaporkan bahwa api pertama kali terlihat di Blok Alas Manggon dan kini telah mencapai Blok Bukit Ebeng-ebeng.

"Api sudah berkobar cukup lama. Meski di beberapa area seperti Blok Alas Manggon sudah berhasil dipadamkan, namun di lokasi lain api terus membesar," ungkap Juma'i saat dikonfirmasi Selasa, (3/9/2024).

Warga hanya bisa menyaksikan peristiwa ini dari kejauhan. Akses yang sulit dan jarak yang cukup jauh dari pemukiman membuat upaya pemadaman menjadi sangat terbatas.

Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

"Kami hanya bisa berharap agar api segera padam. Lokasinya sangat terpencil dan sulit dijangkau," imbuhnya.

Salim, warga lainnya, menduga bahwa kebakaran ini dipicu oleh kondisi cuaca kering yang berkepanjangan. Gesekan antar tanaman kering, seperti ilalang dan cemara, yang mendominasi kawasan tersebut, diduga menjadi pemicu awal terjadinya kebakaran.

"Kemungkinan besar kebakaran ini disebabkan oleh faktor alam. Cuaca yang panas dan tanaman kering membuat api mudah menjalar," terang Salim (Ind/red). 

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru