Lumajang - Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (RI) mendukung program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dengan menyediakan berbagai komoditas produk hasil perhutanan sosial sebagai pemasok 'Makan Bergizi Gratis'.
"Kementerian Kehutanan mendukung program Pak Prabowo dengan menyediakan perhutanan sosial sebagai rantai pasok program Makan Bergizi Gratis," kata Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni di sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Lumajang, Rabu (30/10/2024).
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
Menhut juga mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Badan Gizi Nasional, dan kedepan nantinya akan digelar pertemuan lebih intens untuk melihat peta program Makan Bergizi Gratis.
"Kan ini program besar yang dilaksanakan secara bertahap, dan tahapan-tahapan itu akan kami pastikan dari daerah mana nanti dan disesuaikan dengan peta perhutanan sosial kita. Sehingga kami berharap petani-petani perhutanan sosial bisa memasok bahan baku program besar tersebut," ujarnya.
Selain itu, program Makan Bergizi Gratis juga akan menggunakan produk komoditas pertanian lokal, mulai susu, buah-buahan dan sayur-mayur.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
"Program ini selain membuat anak-anak kita sehat dan bergizi, tapi secara bersamaan ini juga menghasilkan perputaran ekonomi yang baik bagi rakyat kita di semua tempat," ujarnya.
Dengan demikian, para petani di kawasan perhutanan sosial, seperti Desa Burno bisa memasok hasil pertanian mereka untuk memenuhi kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Menhut serta Wamenhut didampingi oleh Pj Gubernur, Adhy Karyono dan Pj Bupati Lumajang, Indah Wahyuni mengunjungi beberapa titik lokasi di wilayah terpadu perhutan sosial, diantaranya melihat lokasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), pemanenan tanaman bawah tegakan hasil agroforestri dan silvopasture kelompok tani berupa talas dan pisang jenis ‘Agung Semeru’ yang sudah dipatenkan.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Kemudian, dilanjutkan mengunjungi kandang komunal sapi perah, untuk melakukan kegiatan memerah susu sapi dan dimeriahkan dengan “Susu Tos” sekaligus dialog dengan kelompok tani, dan para pihak yang telah terlibat dalam pengembangan IAD Lumajang.(Kom/red)
Editor : Redaksi