Lumajang – Tangis haru mewarnai momen ketika Mbah Buati, warga lanjut usia asal Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko, akhirnya menempati rumah baru yang layak huni. Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah reyot tanpa fasilitas memadai, kini Mbah Buati merasakan hangatnya perhatian pemerintah.
Baca juga: STKIP PGRI Lumajang Gelar Rangkaian Lomba dan Pameran Karya Mahasiswa dalam Dies Natalis ke-40
Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kembali membuktikan komitmennya dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem. Kunjungan langsung Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), bersama Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma, pada Kamis (26/6/2025), menjadi bukti nyata bahwa negara hadir di tengah warganya yang paling membutuhkan.
“Ini bukan sekadar membangun rumah, tapi membangun kembali martabat dan harapan. Mbah Buati sekarang tinggal di tempat yang layak, punya akses ke kamar mandi, dan bahkan kebutuhan makannya dijamin tiga kali sehari,” ungkap Bunda Indah dengan suara bergetar.
Menurutnya, program RTLH bukan hanya proyek fisik, tetapi bentuk kepedulian yang menyentuh sisi kemanusiaan terdalam. “Kami ingin memastikan, tidak ada lagi warga Lumajang yang hidup dalam ketidaklayakan. Negara harus benar-benar hadir bagi mereka yang tidak berdaya,” tegasnya.
Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Mengamuk di Rowokangkung, 17 Rumah Rusak dan Listrik Padam
Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma yang turut mendampingi berharap, rumah baru ini dapat membawa kebahagiaan dan kehidupan yang lebih sehat bagi Mbah Buati. Ia juga memberikan apresiasi kepada perangkat Desa Labruk Kidul yang dengan sigap mendorong kepedulian sosial di lingkungannya.
Baca juga: Lumajang Sabet Empat Penghargaan Penyakit Hewan Menular Strategis, Bukti Ketangguhan Peternakan
“Kami ingin desa ini menjadi simbol kekompakan dan gotong royong, di mana tetangga tak membiarkan tetangganya sendiri dalam kesulitan,” ujarnya.
Program RTLH ini menjadi bukti bahwa kemiskinan ekstrem bukan hanya tentang angka, tetapi tentang nyawa, tentang kehidupan, dan tentang mimpi sederhana untuk tinggal di rumah yang layak. Bagi Mbah Buati, rumah baru ini bukan hanya atap dan dinding—ini adalah awal baru, sebuah kehidupan yang lebih bermartabat (Ind/red).
Editor : Redaksi