Solo – Kawasan wisata heritage Kota Solo kembali menjadi sorotan dengan kehadiran dua ikon budaya yang selalu ramai dikunjungi: Pasar Gede Hardjonagoro dan Benteng Vastenburg.
Terletak tidak jauh satu sama lain, keduanya menawarkan pengalaman berbeda namun tetap dalam satu napas sejarah dan tradisi.
Baca juga: Pasar Triwindu, Surga Antik Kota Solo Surakarta yang Penuh Cerita
Benteng Vastenburg yang berada di Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57133 menjadi destinasi favorit wisatawan berkat suasana kolonialnya yang megah.
Menariknya, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk, sehingga siapa pun bebas menjelajahi area luarnya. Biaya parkir hanya sekitar Rp2.000–Rp5.000, sementara benteng dapat dikunjungi selama 24 jam karena merupakan ruang terbuka publik.
Tak jauh dari benteng, Pasar Gede Hardjonagoro hadir sebagai pasar tradisional yang tetap memelihara identitas budaya Jawa sambil mengikuti ritme modern kota Solo.
Bangunan pasar yang berusia hampir seabad ini menyimpan berbagai cerita dan menjadi titik pertemuan pedagang, wisatawan, hingga pecinta kuliner.
Baca juga: Bengawan Solo Parapet Wall Art, Destinasi Kreatif Baru yang Menyegarkan Kota Solo Surakarta
Beragam jajanan legendaris seperti lenjongan, es dawet telasih, hingga aneka rempah-rempah khas tradisi Jawa dapat ditemukan di sepanjang lorong pasar.
Suasana khas dan keramahan pedagang menjadi daya tarik tersendiri yang membuat banyak wisatawan betah berlama-lama.
Kombinasi Pasar Gede dan Benteng Vastenburg menjadikan kawasan ini sebagai satu paket wisata budaya yang sulit dilewatkan. Pengunjung dapat memulai hari dengan mencicipi kuliner di Pasar Gede, kemudian melanjutkan perjalanan ke Benteng Vastenburg untuk menikmati panorama sejarah dan aktivitas ruang publik.
Baca juga: Batik Keris Heritage, Destinasi Budaya Elegan di Jantung Kota Solo Surakarta
Dengan akses mudah, biaya terjangkau, dan atmosfer budaya yang kuat, kawasan ini terus menjadi favorit bagi siapa pun yang ingin merasakan denyut kehidupan Kota Solo yang hangat dan autentik.(yov/red)
"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)
Editor : Redaksi