Banjarnegara – Sumur Jalatunda yang berada di wilayah Sidomulyo, Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, menjadi salah satu destinasi wisata yang kental dengan nuansa sejarah dan legenda.
Lokasinya yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng membuat tempat ini tidak hanya menawarkan kisah mistis, tetapi juga panorama alam yang sejuk dan memanjakan mata.
Baca juga: Bukit Icika Banjarnegara, Pesona Keindahan Alam untuk Pecinta Panorama Tinggi
Sumur raksasa berbentuk lingkaran ini dikenal masyarakat sebagai situs purbakala yang dipercaya terkait dengan kisah-kisah era kerajaan kuno.
Pengunjung yang datang biasanya tertarik untuk menyaksikan langsung ukuran sumur yang masif, sembari mendengarkan cerita lokal tentang asal-usulnya. Selain itu, suasana sekitar yang rindang dan tenang membuat siapa pun betah berlama-lama di area wisata ini.
Untuk menikmati keunikan Sumur Jalatunda, wisatawan dikenakan tiket masuk sekitar Rp10.000–Rp15.000 per orang, tergantung hari kunjungan.
Baca juga: Candi Bima, Ikon Mistis Dieng yang Kokoh di Tengah Kabut Pegunungan Banjarnegara
Area parkir juga telah disediakan oleh pengelola dengan tarif standar, yakni Rp2.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp5.000 untuk roda empat. Fasilitas tersebut membantu pengunjung menikmati wisata tanpa khawatir soal kenyamanan kendaraan.
Jam operasional wisata ini umumnya dimulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB setiap hari. Waktu terbaik untuk berkunjung biasanya pada pagi hari, ketika udara masih segar dan suasana pegunungan Dieng terasa lebih hening.
Bagi wisatawan, tujuan berkunjung ke Sumur Jalatunda tidak hanya sebatas melihat situs sejarah, tetapi juga menikmati panorama alam, mempelajari legenda lokal, dan mencari spot foto unik yang jarang ditemukan di tempat lain.
Baca juga: Candi Gatotkaca, Pesona Sejarah yang Tegak Sunyi di Kaki Dieng Banjarnegara
Pesona gabungan antara misteri dan keindahan alam ini menjadikan Sumur Jalatunda tetap menjadi magnet wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berbeda saat menjelajahi kawasan Dieng.(yov/red)
"Artikel ini ditulis oleh Muhammad Yova Athobarani (Pelajar PPL SMKN 1 LUMAJANG)
Editor : Redaksi