Lumajang(lumajangsatu.com) - Populasi dua bangsa monyet, Lutung Jawa dan Makaka penghuni lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur mulai terusik dengan kehadiran para pemburu.
"Petugas kami menangkap dua pemburu lutung dan makaka bulan lalu," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari saat berbincang dengan VIVA.co.id, baru-baru ini.
Baca juga: Viral Kecelakan Seleb Tiktok Joyce Asal Madura di Klakah-Lumajang
Dua pemburu itu diamankan petugas TNBTS di tengah kawasan hutan, saat tengah berburu primata itu.
Ada seekor lutung Jawa dan seekor makaka yang telah dikuliti ditemukan di dalam tas yang mereka bawa. Juga ada beberapa pucuk senapan angin yang mereka bawa.
"Keduanya sudah kita serahkan ke Polres Lumajang untuk diproses secara hukum" jelas Ayu.
Ayu menuturkan, menemukan pemburu yang tengah memburu lutung dan makaka, bukan hal yang mudah dilakukan. Sebab, kawasan perburuan liar satwa di sekitar gunung tertinggi di Pulau Jawa itu sangatlah luas.
Ayu mengatakan, memang selama ini hanya di kawasan Semeru lutung dan makaka masih hidup dan berkembang biak dengan baik.
Baca juga: Lewat Kegiatan Seminar, Pelajar Lumajang Diajak Cegah HIV dan Penghapusan Stigma
Bahkan, kawsan Semeru disebut dengan julukan sarang lutung dan makaka. Tetapi, kini para satwa itu terancam menjadi santapan manusia.
Sebab, selama ini diduga pemburu berburu untuk mengambil daging lutung dan makaka. Hal itu dibuktikan dengan kondisi kedua satwa ditemukan tanpa kulit, alias hanya tersisa daging dan tulang saja saat penangkapan pemburu.
"Yang mereka cari, ya dagingnya," kata Ayu.
Baca juga: Sekjen PPP Arwani Thomafi Instruksikan Kader Lumajang Solid Menangkan Cak Thoriq-Ning Fika
Menurut informasi yang didapatkan Ayu dari hasil penyelidikan polisi terhadap dua pemburu yang ditangkap, ternyata daging bangsa monyet itu dijual untuk memenuhi kebutuhan daging para pedagang bakso di Lumajang.
"Ada informasi untuk campuran bakso," papar Ayu.
Sungguh tak disangka, upaya TNBTS dan masyarakat Semeru untuk menjaga populasi kedua jenis satwa itu harus berbenturan dengan kebutuhan para penjual panganan curang yang ingin meraup keuntungan pribadi. (asp/viva//red)
Editor : Redaksi