Lumajang (lumajangsatu.com) - Pantai watu pecak yang merupakan kawasan tambang illegal, benar-benar menjadi daya tarik masyarakat luar Desa Selok Awar-awar. Para pengunjung ingin mengetahui lokasi yang dikabarkan akan dijadikan obyek wisata bahari andalan yang berunjung peristiwa berdarah.
"Saya mau tahu mas, dimana lokasi yang katanya watu pecak pasirnya ditambang untuk obyek wisata," ujar Sumiati adal Tempeh.
Baca juga: Komisi B DPRD Lumajang Minta Perbaikan Jalan Desa Sesuai Standar Nasional
Dia kaget, bukanya melihat tambang pasir yang ramah lingkungan, tapi malah merusak pertanian di sekitarnya. "Kaget kok, malah jadi gak karuan." ungkapnya.
Baca juga: Komisi B DPRD Lumajang Soroti Pembangunan Pasar Ikan dan Sistem Pemasaran
Hal senada disampaikan, Hamdhan, pengunjung asal Jember, dirinya penasaran dengan lokasi tambang yang menjadi perhatian nasional. "Ya penasaran, tapi kok biasa saja, mungkin dalihnya untuk wisata, tapi mengeruk kekayakan alam," jelas pria asal Kencong itu.
Baca juga: Jaga Lumajang Tetap Rukun, Komisi D DPRD Perkuat Sinergi dengan FKUB
Kuasa Hukum Haryono, Heru Laksono mengaku, klien menambang pasir di pantai watu pecak, karena akan mengembang sebagai wisata andalan desanya. Sehingga, tidak ada hal-hal untuk meraup keuntungan dari kegiatan pengurukan pasir. "Desa selok awar-awar khan jadikan desa wisata oleh Pemkab, wajarlah kalau pak Haryono mau mengembangkan potensi wisatanya," jelasnya.(ls/red)
Editor : Redaksi