Lumajang (lumajangsatu.com) - Usai menggelar pertemuan forum temu kemitraan (FTK) Himpunan Petani Tebu Rakyat Indonesia (HPTRI) Kabupaten Lumajang langsung melakukan sidak kinerja kelompok kerja pengamat prosuksi gula (KKPPG). Benar saja, saat di timbangan, ruang analisa dan corong tidak ditemukan satupun dari tim KKPPG.
"Ini kantornya kosong, padahal tugas mereka sangat penting agar mengetahui jumlah gula yang dihasilkan milik petani dan dan milik pabrik," ujar H. Adli ketua HPTRI Kabupaten Lumajang, Kamis (29/10/2015).
Jumlah KKPPG juga dinilai tidak ideal karena laporannya hanya 11 saja, meskipun oleh GM PG Jatiroto disampaikan 13 orang. Setiap lokasi yang harus diawasi minimal ada 3 KKPPG dan itu dibagai beberpa kali pergantian.
"Ditempat timbangan tebu saja minimal ada 27 KKPPG, lain lagi di ruang analisa dan di corong gula, itu sudah membutuhkan berapa petugas" jelasnya.
Saat ini, potongan yang keluar di deliveri order (DO) petani tetap dilakukan yakni 5 rupiah tetap berjalan. Namun, kinerjanya tidak jelas namun potongannya sangat jelas. "Kita akan minta laporan pertanggungjawaban kepada KKPPG, sebab uang yang digunakan adalah uang petani tebu," pungkasnya.
Sementara itu, H. Muklis ketua KKPPG membenarkan jika saat ini hanya ada 13 orang saja yang aktif di KKPPG. "Jika mau dirombak, kita setuju saja," terangnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi