Festival Tengger Lumajang Dalam Wikipedia

lumajangsatu.com

Lumajang(lumajangsatu.com) - Dalam Hari Jadi Lumajang ke 760 tahun. Pemkab mengelar Festival Tengger di Alun-alun Kabupaten, jam 19.00 WIB, Sabtu(12/12/2015).Dalam sumber wikipedia.org, Suku Tengger adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar kawasan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur, Indonesia. Penduduk suku Tengger menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang. Suku Tengger merupakan sub suku Jawa menurut sensus BPS tahun 2010.


Asal nama

Baca juga: Diskominfo Ajak Warga Selektif Terima Informasi Jelang Pilkada Lumajang 2024

Ada 3 teori yang menjelaskan asal nama Tengger:

 - Tengger berarti berdiri tegak atau berdiam tanpa gerak, yang melambangkan watak orang Tengger yang berbudi pekerti luhur, yang harus tercermin dalam segala aspek kehidupan.

- Tengger bermakna pegunungan, yang sesuai dengan daerah kediaman suku Tengger.
- Tengger berasal dari gabungan nama leluhur suku Tengger, yakni Rara Anteng dan Jaka Seger.

Agama

Baca juga: DPRD Lumajang Siap Support Peningkatan Kapasitas dan Profesionalitas Wartawan

Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Penduduk suku Tengger diyakini merupakan keturunan langsung dari Kerajaan Majapahit. Nama Tengger berasal dari legenda Rara Anteng dan Jaka Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Rara An-"teng" dan "ger" akhiran nama dari Jaka Se-"ger".

Perasaan sebagai satu saudara dan satu keturunan Rara Anteng-Jaka Seger inilah yang menyebabkan suku Tengger tidak menerapkan sistem kasta dalam kehidupan sehari-hari.


Budaya

Baca juga: Penataan Kawasan Pura Mandhara Giri Semeru Agung Bisa Tingkatkan Ekonomi Warga Sekitar

Bagi suku Tengger, Gunung Bromo atau Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara yakni Pura Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Upacara adat lain yang diamalkan masyarakat Tengger adalah unan-unan, leliwet, entas-entas, dll. (ls/red)

sumber-wikipedia.org

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru