5 Kiat Menjadikan Anak Sholeh dan Sholehah

lumajangsatu.com

Lumajang (lumajangsatu.com) - Dalam kehidupan rumah tangga, suami istri memiliki kewajiban, tanggungjawab dan fungsi yang berbeda. semua orang tua mengharapkan anak keturunan menjadi baik dan bermanfaat untuk dirinya, orang tua dan orang lain. kadangkala berumah tangga itu mesti ada lika liku, tantangan, hambatan, cobaan bahkan akhirnya pada perceraian. semua masalah pasti ada solusinya, tingga kita bagaimana menyikapi sebuah masalah secara arif, bijak dengan kepala dan hati yang dingin. lalu bagaimana harapan orang tua bisa terwujud untuk menjadikan anak keturunannya bahagia di dunia dan bahagia akherat.  

1. Memberikan Nafkah Istri yang halal dan barokah

Suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang besar untuk menjadikan anak keturunannya menjadi sholeh/sholehah. Salah satu kewajiban suami adalah memberikan nafkah istri lahir (materi) mulai proses di sahkan menjadi pasangan untuk memberikan rezki yang halal. Rezki halal yang dimakan istri akan berpengaruh positif terhadap proses pembentukan karakater janin yang ada dalam kandungan. Penghasilan suami dari hasil keringat sendiri dengan  makanan yang berikan mertua/orang kepada istri akan berbeda dalam pembentukan budi pekerti, sikap dan sifat anak yang akan lahir.

Tidak hanya rezki halal yang diberikan istri, tapi bagaimana rezki tersebut menjadi barokah. Halal itu cara mencari sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, sedang barokah itu ketika kita mendapatkan rezki walau hanya cukup untuk dimakan sehari. Mereka merasakan kenikmatan yang di dapat luar biasa sehingga ucapkan syukur Alhamdulillah.   

2. Menjaga wudhu ketika akan tidur

Kata orang Jawa kacang iku ora adho tekho lanjarane ( buah jatuh tidak jauh dari pohonnya). Jika orang tua dalam hidupnya selalu menanamkan sikap, sifat, tauladan yang baik bagi keluarga, maka anak keturunannya juga akan mengikutinya. Salah satu contoh; suami istri sebagai orang tua selalu menjaga wudhu baik ketika terjaga (tidak tidur) maupun  ketika akan tidur, maka filosufinya mereka bisa menjaga kesucian dari hadast kecil.

Suami istri  yang bisa menjaga wudhunya sama halnya dia mengamalkan sunnah Rasulallah SAW, barang siapa yang menghidupkan sunnah-sunnah ku kata Nabi SAW, maka mereka akan masuk surga dengan rombonganku. Orang tua yang bisa menjaga wudhu dalam situasi dan kondisi apapun, sama halnya mereka menjaga kesuciannya dari siksa api neraka. Hal ini sama dengan firman Allah SWT yang artinya jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka dimana bahan bakarnya dari batu dan manusia .    

3. Setiap melakukan hubungan suami istri diawali dengan doa

Hadits Nabi SAW mengatakan Kullu maulidin yuladhu ala fitroh setiap anak yang dilahirkan di muka bumi dalam keadaan suci.  Namun hadits tersebut masih ada kelanjutannya tergantung bapak/ibunya, anak yang lahir mau dijadikan beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi . Dalil ini menjadi dasar pemahaman kita agar kita memiliki keturunan yang sholeh/sholehah maka harus mengikuti tuntunan baginda Rasulallah SAW. Tehniknya  sederhana yaitu setiap kita melakukan hubungan suami istri harus diniati ibadah.

Karena amal perbuatan manusia termasuk suami/istri tergantung niatnya. Jika niatnya salah, maka anak yang dihasilkan dari hubungan suami istri juga berbeda dengan apa yang diharapkan. Niatnya adalah  Bismillahi Allahuma janibna minas syaiton . Insya Allah, anak keturunan kita yang lahir menjadi anak yang sholeh/sholehah.    

4. Bangun malam melaksanakan sholat tahajjud

Bangun tengah malam wujud kita berkomunkasi dengan sang Kholiq, ketika semua manusia tertidur lelap, dimana Rahmad Allah SWT turun, maka disitulah orang tua/suami istri takarrub illallah. Sholat tahajjud kedudukannya sunnah muakkad bahkan mendekati wajib. Artinya dikeheningan malam, ketika manusia diselimuti rasa dingin, enggan mengambil wudhu padahal di waktu malam ada waktu yang mustajabah doa hambah tidak tertolak.

Sangat rugi jika suami/istri hanya menikmati kehangatan tubuhnya padahal ada kehangatan lebih berkah dan barokah yaitu sholat tahajjud berjama dengan anak istri agar menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.  

5. Membaca surat Yasin, surat Waqiah dan surat Al-Mulk selesai sholat subuh

Fadilah membaca surat yasin, waqiah dan al-Mulk selesai sholat subuh banyak dimuat diberbagai kitab salaf, jurnal, majalah, tabloid dll. Namun perlu penegasan jangan hanya dibaca tetapi bagaimana kita bisa mempraktekkan dalam kehudupan sehari-hari. Jika orang tua/suami istri istiqomah mengamalkan setiap hari dengan niatan agar kebutuhan kita tercukupi dengan ridho Allah.

Maka termasuk juga mengharapkan anak keturunannya menjadi anak yang menyenangkan kedua orang tua/suami istri baik di masa kedua orang tersebut masih hidup maupun telah tiada menuju tempat yang lebih mulya. Jangan sampai anak keturunan kita menjadi musuh, karena kurang didikan, bimbingan orang tua/suami istri.    

BERSAMBUNG !

Penulis : EDI NANANG SOFYAN HADI, M.Pd, GURU FIQIH MAN LUMAJANG

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru