Dindik Luncurkan Program Genangutus
3.561 Anak di Lumajang Terdata Putus Sekolah

Lumajang - Pemerintah Kabupaten Lumajang terus menunjukkan komitmennya dalam memastikan setiap anak mendapatkan hak pendidikan yang layak. Melalui program GENANGUTUS (Gerakan Nangani Putus Sekolah) dan pendataan Anak Tidak Sekolah (ATS), ribuan anak kini kembali ke bangku sekolah.
Berdasarkan hasil verifikasi dan validasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Lumajang, program ini berhasil menjangkau dua kelompok utama, yaitu anak putus sekolah (Drop Out/DO) dan anak yang lulus tetapi tidak melanjutkan pendidikan (LTM). Dari total 3.561 anak DO, sebanyak 1.851 anak telah terverifikasi, 1.142 anak masih dalam proses pendataan, dan 568 anak telah kembali ke sekolah. Sementara itu, dari 5.666 anak LTM, 3.489 anak telah terverifikasi, 1.371 anak masih dalam proses pendataan, dan 806 anak kembali mengenyam pendidikan.
Di sisi lain, program ATS juga menargetkan anak-anak yang Belum Pernah Bersekolah (BPB). Dari total 4.963 anak BPB, sebanyak 1.585 anak telah terverifikasi, 1.301 anak masih dalam proses pendataan, dan 2.077 anak berhasil bersekolah. Dalam mendukung efektivitas pendataan, aktivasi akun verval telah dilakukan di 198 desa dan 7 kelurahan, dengan 186 desa dan 7 kelurahan telah aktif.
Kepala Bidang Kebudayaan dan Pendidikan Masyarakat Dindikbud Kabupaten Lumajang, Muhammad Suhudi, menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap masa depan generasi muda.
“Kami berkomitmen memastikan pendidikan menjadi hak yang bisa diakses oleh semua anak di Lumajang. Dengan dukungan berbagai pihak, kami optimis angka anak putus sekolah terus menurun,” ujar dia saat dikonfirmasi, Selasa (11/3/2025).
Tak hanya berfokus pada pendataan dan verifikasi, Pemkab Lumajang juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen, mulai dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, hingga dunia usaha yang turut berkontribusi dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih inklusif.
Kecamatan dengan angka ATS tertinggi di Kabupaten Lumajang meliputi Pasirian (275 anak), Candipuro (242 anak), Randuagung (235 anak), dan Jatiroto (187 anak). Sementara itu, kecamatan dengan angka ATS terendah adalah Pasrujambe (91 anak), Sumbersuko (76 anak), dan Gucialit (57 anak).
Diharapkan, dengan terus diperkuatnya program ini, semakin banyak anak di Lumajang yang memperoleh akses pendidikan yang layak. Pemkab Lumajang pun mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak agar tetap bersekolah.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi daerah. Dengan semakin banyak anak yang bersekolah, kita tidak hanya mencetak generasi yang cerdas, tetapi juga membangun Lumajang yang lebih maju dan sejahtera,” pungkasnya.(Kom/red)
Editor : Redaksi