Demo Warga Jugosari Tolak Tambang Pakai Alat Berat Nyaris Ricuh

lumajangsatu.com

Lumajang (lumajangsatu.com) - Aksi demo warga Jogosari Kecamatan Candipuro yang menolak tambang dengan alat berat nyaris ricuh. Warga hampir adu jotos dengan petugas dan warga tambang, namun beruntung bisa dilerai dan aksi tidak sampai bentrok.

Ratusan warga Jugosari menolak tambang milik PT. Pasirindo Perkasa karena menggunakan alat berat. Warga panmabng tradisonal langsung datang ke lokasi tambang dan menduduki alat berat yang dibaut menambang.

Baca juga: PT KAI dan Dishub Lumajang Tutup Perlintasan Kereta Api Liar

Warna melakukan penolkan alat berat karena pihak pengusaha sebeblumnya berjanji tidak akan menambang menggunkan alat berat. Warga yang berprofesi sebagai kuli tambang mulai terancam karena mata perchariannya digantikan mesin.

"Kan tadi sudah dibilang alat berat disuruh keluar, kenapa sekarang kok tetap disini. Gak boleh kita sering diskusi puluhan kali sudah, kalau alat berat ini tidak boleh masuk. kalau tetap bertahan kita juga akan bertahan meskipun sampai besok, pokoknya harus keluar," ujar Miskadin, korlap aksi, Selasa (23/08/2016).

Baca juga: 26 Ribu Warga Telah Berkunjung dan Manfaatkan Pelayanan di Mal Pelayanan Publik Lumajang

Warga lain beranggapan jika pengusaha tambang menggunkan alat berat, maka penyerapan tenaga kerja lokal akan menurun. Sebab, semua aktifitas yang dilakukan warga akan digantikan oleh mesin dan warga akan kehilangan mata pencaharian.

"Itu merugikan masyarakat banyak, salah satunya penyerapan tenaga kerja itu berkurang kalau escavator itu bekerja. Jadi orang sini gak setuju kalau ada alat berat," terang Sagi Wahyudi, salah satu penambang tradisonal.

Baca juga: Diskominfo Ajak Warga Selektif Terima Informasi Jelang Pilkada Lumajang 2024

Aksi warga berakhir seteleh pemilik tambang mengeluarkan alat berat dari lokasi tambang. Namun, warga kembali mengancam jika alat berat kembali masuk maka warga akan melakukan aksi yang lebih besar lagi.

"Ini sementara waktu alat beratnya sama penambang manual disuruh keluar, ya sampai ada kesepakatan lagi, masih musyawaroh lagi kita," ujar Lasiono pemilik lahan tambang pasir.(Mad/yd/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru