Lumajang (lumajangsatu.com) - Pemeirntah Kabupaten Lumajang terus melakukan upaya mengenalkan produk unggulan dari sektor perkebuna. Salah satunya adalah kopi dengan menggelar Festival Kopi di Alun-alun Lumajang 7-8 Oktober 2017 yang diikuti oleh puluhan warung kopi dari pelosok Lumajang.
Bagi yang tidak memiliki agenda malam minggu, ngopi bareng di Alun-alun Lumajang bisa jadi solusinya. Salah satu warung kopi yang ikut festival adalah Kedai Desa Dingin Gucialit. Para anak muda itu menampilkan racikan kopi Robusta, Arabica dan Kopi Nangka asli Gucilait yang tentunya dikelola dengan cara organik.
Jafri Afriliyanto, peracik kopi kedai Desa Dingin menyambut baik kegiatan Festival Kopi yang digelar Pemkab Lumajang. Dengan kegiatan itu, maka potensi kopi di Lumajang yang sangat melimpah bisa lebih dikenal hingga luar daerah.
"Saya apresiasi kegiatan ini mas, jika sering ada kegiatan seperti ini maka kopi asli Lumajang yang berada di Lereng Gunung Semeru akan semakin dikenal," paparnya.
Di Gucialit disamping perkebunan teh, juga menjadi penghasil kopi yang cukup besar. Namun, masyarakat masih mengelola dengan cara yang biasa, sehingga hasilnya tidak begitu besar karena kopi Gucialit masih dijual dalam bentuk mentah.
"Kalau kopi Gucialit dari petani biasaya langsung dijual mentahan begitu saja mas, sehingga harganya murah," jelasnya.
Saat ini, para anak muda Gucialit terus berupaya memberikan edukasi kepada para petani kopi agar kopi Gucialit bisa diolah terlebih dahulu baru dijual. Proses petik kopinya juga harus benar-benar matang di dahan, sehingga kualitas dan cita rasaya tidak berubah.
"Kita terus berupaya agar kopi Gucialit lebih memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Caranya kita berikan edukasi kepada petani kopi agar kopi yang dijual sudah jadi, kita juga ikut memasarkannya," pungkasnya.(Yd/red)
Baca juga: Kuy, Merapat Asyiknya Ngopi di Padang Savana Pandanwangi Lumajang
Editor : Redaksi