Lumajang (lumajangsatu.com) - Peristiwa pengrusakan patung di Pura Mandara Giri semeru Agung Kecamatan Senduro mendapatkan kecaman banyak pihak. Forum Koordinasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) mengutuk keras upaya mengoyak toleransi dan kedamaian umat beragama di Lumajang.
Nawawi MPd, ketua FKDT Lumajang menyatakan Indonesia adalah negara dengan berbagai latar belakang ras yang berbeda beda. Sejak berdiri menjadi bangsa Indonesia telah menyatakan diri sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda beda tetapi tetap satu jua.
Perbedaan adalah kekayaan dan rahmat yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Indonesia. Lumajang sebagai bagian NKRI yang berdiri sejak 7 abad lebih, dan tercatat sebagai salah satu Kabupaten tua, memiliki latar belakang yang sejarah penduduk yang berbeda-beda, agama, keyakinan, budaya, bahasa, semenjak lama sudah diakui keberadaannya.
Perbedaan itu adalah rahmat yang agung dari Tuhan YME karena selama ratusan tahun lamanya, masyarakat Lumajang terbukti mampu menjaga Kebhinekaannya. Upaya-upaya memecah belah persatuan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam beberapa waktu terkahir, seperti penganiayaan tokoh Islam, upaya pembunuhandi gereja, pembunuhan kyai, menyebarnya foto viral simbol simbol PKI dan terkahir pengerusakan patung Pura Mandhara Giri Semeru Agung adalah upaya membangkitkan sentimen antar kelompok agama, budaya dan ras.
Upaya memecah belah pastinya dilakukan oleh pihak tertentu untuk memancing tindakan SARA dan upaya mereka untuk menciptakan instabilitas. Tindakan tersebut sangat patut di curigai adanya aktor intelektual di balik berbagai kejadian tersebut.
Karena jelas bertentangan dengan keinginan seluruh masyarakat khususnya di Lumajang yang selama ini dikenal sebagai masyarakat yang toleran terhadap perbedaan suku agama ras dan antar golongan. Oleh karena itu, PENGURUS CABANG FKDT KAB. LUMAJANG menyatakan sikap:
1. Mengutuk keras tindakan kelompok tertentu yang mencoba mengadu domba rakyat Indonesia dengan cara cara yang keji dan memancing sentimen SARA.
2. Meminta kepada semua pihak untuk membantu aparat kepolisian untuk menangkap pelaku pengrusakan terhadap patung Mandhara Giri Semeru Agung Lumajang.
3. Meminta pihak berwenang mengusut tuntas pelaku pengrusakan patung Mandhara Giri Semeru Agung dan berupa mencari aktor intelektual.
4. Meminta kepada pihak berwenang menjamin kenyamanan beribadah seluruh masyarakat dalam menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing sebagaimana termaktub dalam UUD 1945.
5. Menghimbau agar seluruh masyarakat tidak reaktif terhadap kejadian yang menimpa pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang karena ini jelas bagian dari upaya adu domba pihak tertentu yang menginginkan instabilitas.
6. Menghimbau agar masyarakat Lumajang menyerahkan penyelesaian masalah kepada pihak berwajib
"Kita menyampaikan 6 pernyataan sikap FKDT Lumajang atas pengrusakan patung di Pura Madara Giri Semeru Agung itu. Kita sangat mengutuk keras dan meminta polisi mengusut tuntas kejadian tersebut," pungkasnya.(Yd/red)
Baca juga: Peserta Pakaian Unik Meriahkan Senam Dayung di Stadion Semeru Lumajang
Editor : Redaksi