Lumajang (lumajangsatu.com) - Nahdlatul Ulama (NU) tanggal 31 Januari 2019 genap berusia 93 tahun. Menjelang satu abad NU, banyak tantangan yang dihadapi para kyai, santri, da'i dan warga NU di era industri 4.0.
Era industri digital memudahkan penyebaran informasi dalam banyak hal termasuk cara dakwah. NU mulai sadar bahwa berdakwah bukan hanya tatap muka seperti tahlilan, rutinan mingguan dan istighotsahan saja, tapi juga berdakwah melalui media sosial.
ABD. Mughits Naufal SH,I, Sekretaris PC NU Kabupaten Lumajang menyatakan era media sosial juga harus dipahamai oleh warga NU. Media dakwah NU, juga harus mulai merambah di media sosial dengan sasaran kaum millenial.
"Era industri 4.0 sudah tiba, maka NU sebagai organisasi keagamaan di Indonesia juga harus masuk dan ikut mewarnai," ujar Naufal, Jum'at (01/02/2019).
Meski sudah masuk di era serba digital, namun NU harus tetap mempertahankan budaya nusantara sebagai sarana dakwah. Wali Songo sebagai pembawa ajaran Islam di Indonesia masuk melalui budaya dan hal itu herus tetap dipertahankan.
Para da'i NU secara keilmuan sangat mumpuni, namun belum dikemas berdakwah di medis sosial. Para ulama dan da'i NU masih lebih suka berdakwah tatap muka dan langsung turun kepada masyarakat.
"Dakwah kyai, ulama dan da'i NU masih konvensional belum digital. Ini yang akan jadi fokus NU Lumajang untuk ikut mewarnai dakwah di media sosial," pungkasnya.(Yd/red)
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Editor : Redaksi