Tekung (Lumajangsatu.com)- M. Arifin alias Ariev Denasta penyanyi dangdut asal Desa Tekung Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang. Memulai karier sebagai penyanyi dangdut sejak usia 5 tahun, Ia mulai mengenal lagu dangdut saat ikut pamannya bernyanyi di atas panggung.
Sebagai seorang pedangdut keliling, mendapatkan honor sebesar Rp 25.000 sehari. Honor yang diperolehinya digunakan untuk membiayai sekolahnya hingga SMP.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
"Dulu selain bersekolah saya juga sering nge-job sebagai penyanyi guna memenuhi kebutuhan hidup" ujarnya.
Ternyata kasus bullying di lingkungan sekolah juga pernah dialami oleh artis Lumajang lho. Mulai dari cibiran hingga perlakuan kasar seperti dipukul dan ditendang. Kendati demikian, mereka berhasil bangkit dan meraih kesuksesan.
Siapa pun bisa saja menjadi pelaku maupun korban bully. Tapi, hal ini tak lantas menjadi alasan korban bully tidak bisa menjadi orang yang sukses dan lebih baik lagi dari para pelaku bullying.
Ariev harus berhenti sekolah disaat duduk di bangku SMK karena pernah mengalami kejadian tidak mengenakan tersebut. Kini, dapat berbangga diri dan menunjukan kalau sejatinya setiap orang punya hak yang sama untuk meraih cita-cita.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
"Gara-gara mereka sering membuly saya dengan sebutan tulang lunak, hingga akhirnya saya memutuskan berhenti sekolah" ujar dia.
Mengejar karier yang gemilang menjadi salah satu alasan untuk selebritis Lumajang tidak begitu peduli dengan pendidikannya. Ternyata tidak semua artis berpikiran demikian, artis muda ini memang lebih memilih untuk home schooling dan harus mendapatkan ijazah lewat ujian paket A lantaran efek dari korban bullying.
Terlepas dari keterpurukannya dia mulai malang melintang dari satu panggung ke panggung yang lain, akhirnya dikenalkan oleh seorang produser rekaman. Remaja berusia 18 tahun ini mengeluarkan album pertama berjudul Boso Moto. Lewat lagu cover tersebut nama dia melambung dan dikenal oleh masyarakat Lumajang.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
"Saya satu produser dengan pedangdut yuanita, dari situlah alhamdulillah mendapat respon positif dari masyarakat" ujar pria bergaya unik ini.
Jika dangdut sering diidentikkan dengan hal-hal yang berlebihan seiring perkembangan zaman, kini musik sejuta umat ini semakin menunjukkan sisi elegannya.Tak hanya wanitanya saja, para pedangdut pria pun kini semakin memperhatikan penampilan.
"Kita sebagai entertainment sangat penting kalau masalah penampilan" ujar dia.(Ind/red)
Editor : Redaksi