Lumajang (lumajangsatu.com) - Kapolres Lumajang, AKBP Arsal Sahban saat melakukan pengenalan wilayah hukumnya di bagian Barat yang dihuni masyarkat suku tengger. Dibuat kagum dengan budaya yang masih dilestarikan hingga kini.
Salah satunya, Suku tengger memiliki adat yang unik dimana apabila menerima tamu mereka terima di dapur. Ruang dapur menjadi ruang tamu bagi masyarakat tengger
Baca juga: Lumajang Tandatangani Dokumen Berita Serah Terima Operasional Gerbang Bromo Tengger Semeru Senduro
"Mereka biasa bercengkrama bersama keluarga didapur karena ada perapian untuk memanaskan badan mengingat cuaca yang sangat dingin di wilayah tengger. " jelanys,
Masih kata dia, selain itu ada budaya tahunan yang dikenal dengan KARO dimana selama 14 hari masyarakat tengger tidak boleh keluar dari desanya, dari 14 hari itu 7 hari digunakan untuk mempersiapkan acara KARO dan 7 hari kegiatan adatnya. Dimana dalam 7 hari itu mereka harus datang kerumah - rumah warga tetangga sekitar semacam kegiatan silaturahmi orang Muslim pada saat lebaran.
"Setiap orang yang mengunjungi rumah mereka wajib untuk mencicipi makanan yang sudah disiapkan 7 hari sebelumnya. Dalam sehari mereka bisa mendatangi sampai 100 rumah," jelasnya,
Arsal menuturkan, Masyarakat tengger memiliki budaya yang unik dan tinggal dikawasan yang memiliki panorama alam yang sangat indah. Rute perjalanan yang menuju desa Argosari memiliki keindahan tersendiri.
Baca juga: Penataan Kawasan Pura Mandhara Giri Semeru Agung Bisa Tingkatkan Ekonomi Warga Sekitar
Karena kita akan melihat jurang - jurang yang cukup dalam, pohon - pohon besar yang tertutup oleh kabut serta kebun - kebun warga yang memiliki kemiringan sekitar 70 derajat. Di Desa Argosari sendiri cuaca dingin yang cukup ekstrem. bagi wisatawan, hal ini bisa menjadi experience tersendiri.
"Selain itu Budaya masyarakat tengger tidak kalah uniknya, Seperti menerima tamu didapur, kumpulan orang - orang membuat api unggun setiap malam, budaya karo setiap tahun dan budaya adat unan - unan setiap 5 tahun," terang pria yang baru 7 bulan menjabat di kaki Gunung Semeru.
Wisata yang menjadi gongnya adalah B 29 atau biasa disebut NEGERI DIATAS AWAN. Ini semua merupakan potensi pariwisata yang luar biasa karena gabungan dari keseluruhannya menjadikan ekosistem wisata yang saling melengkapi sehingga terasa sempurna.
Baca juga: Kawasan Pura Madhara Giri Semeru Agung Lumajang Akan Ditata Berkonsep Pembangunan Berkelanjutan
Mudah - mudahan kelak argosari dan wilayah - wilayah lainnya di Lumajang bisa menjadi wisata unggulan di indonesia sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Lumajang dengan penghasilan yang cukup.
Suku Tengger mendiami 4 kabupaten yaitu Lumajang, Probilinggo, Pasuruan dan Malang. mereka tinggal sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ( TNBTS ) dengan ketinggian rata - rata 2200 Mdpl. Di Lumajang sendiri ada 5 desa yang didiami oleh suku tengger yaitu Desa Argosari, Ranupane, Bedayu Talang, Cempoko ayu dan Kandang Tepus.
Masyarakat tengger umumnya hidup dari pertanian seperti kentang dan sayur mayur lainya. Cuaca yang sangat dingin dan seringnya turun hujan membuat tanaman disuku tengger tidak mengenal musim kapanpun bisa panen. Salah satu yang terkenal adalah kentang yaitu dari jenis granola dan kentang merah. Terkadang sering juga disebut kentang tengger karena memiliki tekstur dan rasa yang berbeda dengan kentang sawah. (res/ls/red)
Editor : Redaksi