Ojo Mabuk

130 Botol Miras di Sita dari Toko Kelontong di Yosowilanggun Kidul

Penulis : lumajangsatu.com -
130 Botol Miras di Sita dari Toko Kelontong di Yosowilanggun Kidul
ilustrasi miras = mesin pembunuh.

Lumajang - Polsek Yosowilangun berhasil menyita 130 minuman keras di Toko Tri Dusun Kebonsari RT. 04 RW. 04 Desa Yosowilangun Kidul Kecamatan Yosowilangun yang siap untuk diedarkan oleh tersangka Hendrik Istatok (40) warga Desa Yosowilangun Kidul Kecamatan Yosowilangun.

Menurut Kapolsek Yosowilangun AKP Hariyanto SH MH mengungkapkan bahwa penangkapan itu dilakukan berawal dari aduan masyarakat sekitar. Hingga polisi melakukan penggeledahan di toko kelontong tersebut dengan menemukan barang bukti berupa 42 botol anggur merah dengan kadar alkohol 19 %, 14 botol anggur putih, 18 botol anggur kolesom dengan kadar alkohol ,19 botol anggur merah dengan kadar alkohol 17 , 8 botol anggur kolesom dengan kadar alkohol 17 %, 24 botol kecil anggur kolesom dan 14 botol soju.

"Kami mau mengejar orang yang nyuplainya dan ini masih kami dalami lebih lanjut" Kata AKP Hariyanto mantan KBO Reskrim Polres Lumajang itu.

Dia juga mengatakan patroli cipta kondisi masih dilakukan personelnya dengan sasaran ke toko hingga gudang tempat miras disimpan. Atas perbuatannya kini pelaku dijerat dengan pasal 2 Perda Tk II No. 10 Th. 1980 jo Permendag RI No. 06/M-Dag/PER/I/2015, tanggal 16 Januari 2015 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan penjualan minuman beralkhohol.

"Kita akan sasar terus, sampai benar-benar kapok tidak ada lagi yang menjual miras di wilayah hukum kita. (ind/ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).