Petani di Lumajang Pusing, Pupuk Menghilang Dari Peredaran
Kelangkaan pupuk membuat petani baik petani tebu dan holtikultura menjadi kebingugan. Jika menggunakan pupuk paket, yakni paket kimia dan pupuk organik dirasa sangat mahal karena sebagian pupuk yang dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman petani.
"Kalu kita gunakan pupuk paket, maka pupuk organiknya tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman kita," jelasnya.
Jika kondisi tersebut dibiarkan begitu saja oleh Pemrintah, maka para petani terancam gagal panen dan persediaan beras di Lumajang akan terancam menipis. Saat ini, petani sangat membutuhkan pupuk tersebut karena tanaman yang sudah ditanam oleh petani sudah masuk musim pemupukan.
"Kalau seperti ini terus, pupuk langka saat tanaman masuk masa pemupukan maka para petani terancam gagal panen atau panennya tidak akan maksimal," jelasnya.
Sementara itu, Paiman Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang pada awal bulan Mei menyatakan bahwa alokasi pupuk pada bulan Mei sudah mulai didroping kemasing-masing kios penjual pupuk resmi.
"Pada awal bulan ini sudah di droping oleh distributor, itu berdasarkan informasi dari teman-teman yang ada di lapangan," terang Paiman.
Meski sudah jelas-jelas membuat panik para petani karena pupuk menghilang dari pasaran, namun Pemirntah enggan dianggap keberadaan pupuk langka. Sebab, peredaran pupuk dan kuota pupuk sudah diatur melelui Surat Keputusan (SK) bupati. "Saya kira tidak langka ya, karena kuota pupuk sudah diatur SK bupati," jelasnya.
Lebih lajut Paiman menjelaskan tentang mekanisme penyaluran pupuk hingga sampai kepada para petani. Pupuk akan disalurkan dari produsen kepada gudang penyanggah, kemudian disalurkan kepada distributor.
Dari distributor kemudian disalurka kepada masing-masing kios penjual pupuk sesuai dengan jatah masing-masing. Paiman Juga yakin, kelangkaan pupuk tidak akan berpengaruh kepada penurunan panen padi di Lumajang. "Saya kira tidak ada permainan ya, karena proses pendistribusiannya sudah jelas," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi