Pray for Semeru

27 Korban APG Semeru Lumajang Teridentifikasi Tim DVI Polda Jatim

Penulis : lumajangsatu.com -
27 Korban APG Semeru Lumajang Teridentifikasi Tim DVI Polda Jatim
Tim DVI Polda Jatim periksa korban Semeru di Kamar Jenazah RSUD dr. Haryoto.

Lumajang - Pencarian korban Erupsi Gunung Semeru sampai saat ini terus dilakukan oleh petugas gabungan, ada 44 kantong jenazah yang telah diterima oleh Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur. Namun data yang berhasil teridentifikasi ada 27 jenazah sedangkan 9 jenazah dan 7 body part belum teridentifikasi.

Tujuh jenazah berjenis kelamin laki laki, dua jenazah berjenis kelamin perempuan dan tujuh body part. Sedangkan dari data Ante Mortem sebanyak 75, data DNA yang sudah diambil.

Adapun nama-nama jenazah yang berhasil teridentifikasi salah satunya yaitu :


1. Tn. Bawon Triono (33) Dusun Curah kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo

2. Ny. Luluk (49) Dusun Curah
kobokan

3. Ny. Yatipah (60) Dusun Curah
kobokan

4. Tn. Paidi (70) Dusun Curah
kobokan

5. Bu Poniyem (55) Dusun Curah
kobokan

6. Sdr. Nouval Daffa (15) Dusun Kajar
kuning

7. Tn. Edi Pramono (35) Desa
Sumberwuluh

8. M. Roni (35) Desa Sumber
Wuluh Kecamatan Candipuro

9. Nn. Kafela Ulisa (19) Desa
Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro

10. Sdr Alfan (23) Dusun Kajar Kuning Desa Sumber wuluh

11. Ny. Mani (60) Dusun Curah kobokan Desa Supit urang Kecamatan Pronojiwo

12. An. Zakira Talita Salsabila (4) Dusun Curah kobokan Desa Supit uran Kecamatan Pronojiwo

13. Ny. Ani Tri Hartini (23) Dusun Curah kobokan Desa Supit urang Kecamatan Pronojiwo

14. Tn. Dwi Santoso (35) Desa Sumberejo Kecamatan Candipuro

15. Tn. Mustofa (37) Dusun Kebonagung Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro

16. Tn. Budi Cahyono (40) Desa Wono cepoko ayu

17. Tn. Didik Aprianto (30) Dusun
Sriti Kecamatan Pronojiwo

18. Tn. Misladi (60) Dusun Curah
Kobokan

19. Tn. Suminto (37) Masjid
Kamar Kajang

20. Tn. Rully Efendi (45)
Penangguh Klojan Kabupaten Malang

21. Tn. Mahmudi Karyono (43)
Jambe arjo tajinan Kabupaten Malang

22. An. Wildan (11) Kebondeli

23. An. Talita (13) Kebondeli

24. An. Andra (7) Curah Kobokan

25. Tn.Djumat (50) Curah Kobokan

26. Tn. Abdul Rohman (22) Dusun Sumbersari Desa Supit urang Kecamatan Pronojiwo

27. Sdr. Dio Rangga Fani (20) Dusun Kebonagung Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro

Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Erwin Zainul Hakim ada 34 jenazah telah diterima oleh tim DVI di RSUD dr. Haryoto, Lumajang. Setiap hari target harus diketahui baik skunder maupun melalui postmortem.


"Setiap hari harus ada jenazah yang teridentifikasi" kata dia, Selasa (14/12/2021).

Dia juga menghimbau kepada pihak keluarga korban yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk bisa mendatangi posko DVI baik posko, posmortem maupun antemortem. (ind/har/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.