Terus Periksa Sejumlah Saksi

Polisi Tetapkan Tersangka Penganiayaan Supporter Bola di Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Polisi Tetapkan Tersangka Penganiayaan Supporter Bola di Lumajang
Video merekam aksi tawuran dua kelompok suppoter sepak bola di jalan Imam Suja'i Lumajang

Lumajang - Tim penyidik Satreskrim Polres Lumajang terus melakukan pemeriksaan secara maraton pada 5 orang terkait kasus dugaan penganiayaan salah satu suporter bola. Dari ke lima saksi tersebut ada satu remaja yang dinaikkan statusnya sebagai tersangka, yaitu S (19) warga Kelurahan Ditotrunan Kecamatan Lumajang.

Menurut informasi dari polisi bahwa dari tangan tersangka polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti berupa atribut suporter, baju yang dilakukan untuk pengeroyokan. Kasat Reskrim Polres Lumajang AKP Fajar Bangkit Sutomo mengatakan bahwa satu tersangka ini terlibat dalam pengeroyokan.

"Dia ini hanya mukul korban bukan yang melukai pakai sajam," kata AKP Fajar, Sabtu (26/02/2022).

Pihak kepolisian juga meminta kepada suporter bola untuk saling meredam diri, percayakan pada penegak hukum terkait kasus yang menimpa salah satu korban suporter. " Kami janji akan mengusut kasus ini dan memburu pelaku lainnya" imbuh Fajar.

Sementara kondisi korban A (17) warga Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro berangsur membaik, setelah tim dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang melakukan tindakan operasi pada sejumlah luka pada tubuh korban.(Ind/yd/red)

Editor : Redaksi

Hikmah Kehidupan

Masjid Pilar Peradaban Islam

Lumajang - Dalam sejarah panjang peradaban Islam, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kebangkitan intelektual, sosial, dan politik. Masjid-masjid besar seperti Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Qarawiyyin di Maroko telah menjadi saksi bagaimana Islam membangun masyarakat yang berbudaya tinggi, berbasis ilmu pengetahuan, serta penuh nilai-nilai kemanusiaan. Masjid bukan hanya simbol spiritualitas, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial. Lalu, bagaimana masjid di masa kini dapat tetap berperan sebagai pilar peradaban dalam dinamika masyarakat modern?