Dinas Pariwisata Diminta Turun Tangan

DPRD Prihatin Banyak Wisata Viral di Lumajang Tinggal Kenangan

Penulis : lumajangsatu.com -
DPRD Prihatin Banyak Wisata Viral di Lumajang Tinggal Kenangan
H. Akhmat ST, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lumajang

Kedungjajang - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang menyoroti dan prihatin atas matinya sejumlah objek wisata viral di Lumajang. H. Akhmat ST, Wakil Ketua DPRD Lumajang meminta Dinas Pariwisata sebagai pengampu wisata turun untuk melakukan pembinaan.

Politisi PPP itu melihat banyak objek wisata yang dulunya viral seperti wisata Siti Sundari di Burno, wisata Sumber Mrutu di Pandansari, wisata Ranu Bedali di Ranuyoso kini sudah sepi. Pemerintah harus melakukan penataan secara aktif mencari penyebab dan juga solusi mengapa objek wisata tersebut lambat laun ditinggalkan pengunjungnya.

"Pemerintah harus hadir, lakukan pembinaan secara berkesinambungan dan jangan hanya membina alakadarnya," jelas Akhmat kepada Lumajangsatu.com, Jum'at (24/03/2023).

Soal kejelasan lahan, maka Pemerintah harus hadir memberikan soluasi agar pengelola memiliki legalitas dalam pengelolaan. Sedangkan untuk pengelola dan SDM pengelola harus juga diperjelas agar tak ada tumpang tindih pengelolaan dan muncul konflik pengelolaan.

Kemudian, Pemerintah juga harus memperjelas konsep pembangunan wisata di Lumajang. Apakah konsep wisata buatan atau wisata alam. Jika konsep wisata alam, apa yang harus dilakukan pengelola juga harus dijelaskan.

"Jangan sampai konsep wisata alam, tapi malah membangun dengan suasana modern dalam artian sudah banyak ditemukan ditempat lain," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Hikmah Kehidupan

Masjid Pilar Peradaban Islam

Lumajang - Dalam sejarah panjang peradaban Islam, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kebangkitan intelektual, sosial, dan politik. Masjid-masjid besar seperti Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Qarawiyyin di Maroko telah menjadi saksi bagaimana Islam membangun masyarakat yang berbudaya tinggi, berbasis ilmu pengetahuan, serta penuh nilai-nilai kemanusiaan. Masjid bukan hanya simbol spiritualitas, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial. Lalu, bagaimana masjid di masa kini dapat tetap berperan sebagai pilar peradaban dalam dinamika masyarakat modern?