Masih Tinggi Kunjungan di Google

Membangun Optimisme Wisata Kali Sejuk Purwosono Lumajang Kembali Eksis

Penulis : lumajangsatu.com -
Membangun Optimisme Wisata Kali Sejuk Purwosono Lumajang Kembali Eksis
Kondisi Kali Sejuk di Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko yang masih sepi pengunjung

 

 

Sumbersuko - Wisata Kali Sejuk di Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko dalam setahun terakhir memang sepi tak seperti awal-awal saat masih viral. Saat itu, dalam sekejap, langsung berdiri sekitar 26 warung sepanjang sungai dan setiap harinya omset keseluruhan warung bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Kini, seiring berjalannya waktu Kali Sejuk mulai sepi pengunjung yang berimbas pada warung yang berdiri dadakan tutup. Karena terbuat dari bambu, dalam setahun saja, warung-warung yang dibangun lapuk dan roboh. Hanya tersisa lima warung saja yang bertahan dan tetap berjualan meski kondisi Kali Sejuk sepi pengunjung.

Hendrik Dwi Martono, Kepala Desa Purwosono selaku penggerak wisata Kali Sejuk optimis bahwa wisata Kali Sejuk akan kembali dikunjungi wisatawan. Pasalnya, dari pencarian di google, setiap bulannya ada sekitar seribu lebih kunjungan. Karena tak ada yang berjualan dan kondisi Kali Sejuk kotor karena banyak warung tutup, maka kunjungan wisatawan hanya sebentar saja.

Dengan telah kembali pada konsep awal, maka dirinya kembali menggugah dan memberikan semangat pada para penjual untuk kembali membuka warungnya. Saat ini, sudah ada lima warung yang sudah mulai buka dan siap menghidangkan makanan dan minuman bagi para pengunjung.

Hendrik menjelaskan, konsep Kali Sejuk memang bukan untuk berjualan atau perdagangan. Namun, Kali Sejuk yang awalnya kotor, bisa disebut sumber penyakit, dengan dibuka sebagai objek wisata, maka kali yang kumuh bisa bersih karena dijaga kebersihannya oleh para pemilik warung. Disamping itu, kali sejuk juga tak lagi dijadikan tempat buang air besar (BAB).

“Konsepnya adalah menjaga Kali Sejuk bersih dan ketika terjadi perputaran ekonomi karena banyak yang berkunjung itu hanya bonus saja,” jelas Hendrik kepada Lumajangsatu.com, Senin (13/03/2023).

Sedangkan konsep ekonominya adalah konsep pemberdayaan bukan bisnis murni. Dimana, yang berjualan atau yang membuka warung adalah warga sekitar dari kalangan ibu rumah tangga yang kesehariannya ada di rumah saja. Dengan begitu, maka para ibu-ibu tersebut kemudian memiliki penghasilan, meskipun tidak begitu besar.

Pada saat awal Kali Sejuk viral, konsep pemberdayaan itu kemudian berubah, karena banyak warga yang sudah kaya atau berkecukupan juga membuka warung. Akibatnya, konsep pemberdayaan menjadi tersisihkan, dengan hadirnya investor-investor lokal yang nimbrung mencari keuntungan disaat Kali Sejuk Viral.

“Setelah Kali Sejuk ini drop kunjungannya, maka saya akan mengembalikan pada konsep pemberdayaan itu. Jika awal masuk investor-investor lokal, maka saya akan lebih memperketat lagi. Saya yakin Kali Sejuk akan tetap menjadi jujukan wisatawan untuk bersantai,” terangnya.

Saat ini, warga sudah kembali melakukan pembersihan dan menata wisata Kali Sejuk agar kembali nyaman dikunjungi. Setiap harinya, ada saja pengunjung yang mulai datang, untuk sekedar ngopi dan bersantai. “Ini menjadi modal bagi kita untuk bangkit, menjaga sungai tetap bersih dan bonusnya adalah adanya perputaran ekonomi,” pungkasnya.(Yd/red)