Jadi Objek Vital Bagi Petani

Pembangunan Dam Gambiran Lumajang Telan Dana 11,8 Miliar Rupiah

Penulis : -
Pembangunan Dam Gambiran Lumajang Telan Dana 11,8 Miliar Rupiah
Pj Bupati Lumajang saat melihat progres pembangunan Dam Gambiran

Lumajang - Setelah menunggu lebih dari lima tahun, Dam Gambiran atau disebut juga Dam Boreng akhirnya dibangun. Dana pembangunannya  menggunakan APBD Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp11,8 miliar. Selain pembangunan Dam, juga dibangun intake saluran air ke persawahan yang menelan dana sebesar Rp1,3 miliar.

Indah Wahyuni, Penjabat Bupati Lumajang menyatakan Pembangunan dam Gambiran ditargetkan rampung akhir Desember 2024. Setelah itu, Dam Gambiran bisa dimanfaatkan untuk mengairi sekitar 278 hektar lahan pertanian yang ada beberapa di beberapa Desa di Kecamatan Lumajang.

“Ditargetkan rampung bulan Desember ini, dan nanti bisa mengairi ratusan hektar lahan pertanian di beberapa Desa,” jelas Indah Wahyuni.

Indah Wahyuni berharap dengan pembangunan Dam Boreng tersebut, Lumajang akan mempertahankan sebagai daerah penghasil beras// Sehingga produksi beras di Lumajang bisa mencukup kebutuhan warga Lumajang dan menjadi penopang swasembada beras di Jawa Timur.

“Untuk sementara kita himbau menang palawija dulu, nanti jika sudah selesai maka petani bisa kembali beralih menanam padi lagi,” pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).