Gawat, Perayaan Harjalu 759 Sepi Senyap!!!

Penulis : lumajangsatu.com -
Gawat, Perayaan Harjalu 759 Sepi Senyap!!!
foto KIM Sinar Harapan Tekung
Bagaimana kabar peringatan Hari Jadi Lumajang ke 759 tahun 2014?, kok masih sepi saja. Padahal Harjalu selalu diperingati dengan  besar-besar oleh Pemerintah Lumajang bersama masyarakatnya. Gaung Harjalu kali ini, sepertinya sepi senyap. Agenda apakah yang akan memeriahkan juga sepi dari obrolan dan jagongan dikalangan masyarakat. Kebanyakanan masyarakat pasrah dan pasif untuk ikut serta, padahal di HUT RI lalu, banyak sekali kemeriahan karnaval di setiap kecamatan, Bagaimana dengan Harjalu tahun ini.

Banyak kalangan masyarakat menilai, Harjalu tahun ini bakalan sepi, pasalnya pejabatnya banyak yang diperiksa oleh Kejaksaan, ada lagi Lumajang lagi lesu, ada yang bilang karena pak Bupati sakit. Bahkan, Harjalu kali ini, bakalan lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena hujan diprediksi jauh lebih lebat.

Peringatah Hari Jadi sebuah kota dengan berbagai kemeriah sebuah jatidiri dan identitas. Apalagi Lumajang sebuah Kota yang sangat tua dan memiliki peradaban yang sangat maju di massa. Ini terbukti banyak sekali peninggalan sejarah yang masih belum terawat dan tidak dilindungi, meski Undang-Undang Cagar Budaya sudah ada bersamaan dengan dibuatnya Perda.

Apakah Lumajang akan memeriahkan Harjalu dengan kesepian dan kesenyapan, dikarenakan Pak Bupati Tersayang sedang sakit. Saya rasa tak elok, bila sebagian kelompok masyarakat menghubungkan Bapak Bupati sakit dengan Harjalu dan itu sangat tidak pantas. Masyarakat harus berpartisipasi dalam memeriah Harjalu yang dirayakan setiap tahun, bukan pemkab yang sebagai biang sepi dan ramainya sebuah peringatan hari lahirnya sebuah kota.

Bagi penulis, tolak ukur ramainya dan bermaknanya sebuah perayaan Hari Jadi Sebuah kota, tingginya partisipasi masyarakat. Namun, dengan kerdilnya pandangan dan pendapat sebagian masyarakat di Lumajang harus perlu di selidiki dan direnungkan. Apakah Harjalu perlu dirayakan seperti perayaan Ulang Tahun Kelahiran Manusia.
 
Mengenai apakah harjalu akan digelar apa tidak, penulis akan sampaikan, hingga saat ini Pemkab belum merilis Logo Resmi Logo Harjalu 759 dan Apa saja rangkaian acara yang digelar belum juga masuk di Pemkab.  Padahal, peringatan Harjalu tinggal hitungan hari. Sebelumnya, harjalu tahun 2013, jadwal rangkaian kegiatan sudah beredar luar di masyarakat, ada apa dengan Harjalu tahun ini?.
 
Penulis yakin disepinya pembahasan dan perencanaan Harjalu ada sesuatu yang disembunyikan untuk lebih memiliki makna, dari pada sekedar merayakan. Mari kita tunggu, Harjalu kali ini apakah jauh bermakna atau sebaliknya. Saya yakin para pemangku kekuasaan di Lumajang tidak akan tinggal diam dalam merayakan kotanya. Mari kita sambut Harjalu dengan semangat kebersamaan seperti motto media kami, "Bersatu Jadi Terbaik". Selamat Harjalu ke 759. (red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.