Waspadai Alih Fungsi Lahan
Panen Raya Dongkrak Produksi, Ancaman Alih Fungsi Lahan Bayangi Ketahanan Pangan Lumajang

Lumajang - Panen raya padi yang berlangsung sejak Maret hingga April 2025 menjadi momentum penting bagi Kabupaten Lumajang dalam menjaga kesinambungan produksi pangan. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, produksi padi April ini diperkirakan mencapai 55.135 ton.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Lumajang, M. Arif Budiman, mengungkapkan peningkatan luas tanam padi pada April mencapai 9.828 hektare, naik dari 8.337 hektare pada Maret. Lonjakan ini didorong keserempakan masa tanam petani sejak awal tahun.
"Mayoritas petani menanam sejak Januari, sehingga panen terkonsentrasi pada April. Ini memudahkan perencanaan dan distribusi," ujar Arif, Selasa (22/4/2025).
Meski demikian, tren alih fungsi lahan pertanian menjadi sorotan serius. Banyak petani beralih ke komoditas lain seperti jagung, tebu, dan hortikultura yang dinilai lebih menguntungkan. Penurunan minat menanam padi juga dipicu fluktuasi harga gabah, meski pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Keterbatasan serapan Bulog membuat sebagian petani lebih memilih menjual ke tengkulak.
"Komoditas seperti tebu dianggap lebih mudah dirawat dan hasilnya lebih pasti. Ini mendorong pergeseran dan berdampak pada penurunan produksi padi," jelas Arif.
Pemerintah daerah mewaspadai dampaknya terhadap ketahanan pangan. Jika tren ini berlanjut, ketersediaan beras lokal bisa terganggu dan ketergantungan pada pasokan luar daerah meningkat.
Sebagai respons, DKPP Lumajang terus mendorong petani mempertahankan budidaya padi. Upaya strategis dilakukan melalui peningkatan daya serap Bulog, pembukaan akses pasar langsung, serta program pendampingan dan pemberdayaan kelompok tani.
“Ketahanan pangan butuh kolaborasi. Kami ajak petani tetap berkomitmen menanam padi demi kemandirian pangan Lumajang,” tegas Arif.
Pemerintah optimistis pertanian tetap menjadi sektor andalan. Menjaga produktivitas lahan padi dinilai bukan hanya soal ekonomi, tetapi langkah strategis membangun kedaulatan pangan daerah (Ind/Kom/red).
Editor : Redaksi