Aduh.....! Banyak Cabe-Cabean Dijual Mahal

Penulis : lumajangsatu.com -
Aduh.....! Banyak Cabe-Cabean Dijual Mahal
Cabe-Rawit-Muda
Lumajang(lumajangsatu.com)- Ditengah meroketnya harga cabe rawit di pasaran, banyak orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan besar, di salah satu stand pasar Baru Lumajang ditemukan pedagang yang menjual cabe rawit muda dengan harga yang fantastis, Jumat (05/12/2014).

Sriwati, salah satu pedagang membenarkan jika cabenya banyak yang masih muda, hal tersebut dilakukan sebab dirinya hanya membeli dari petani. "Iya banyak ya muda, itu saya beli dari petani mas," Ungkapnya saat dikonfirmasi lumajangsatu.com.

Harga cabe rawit mulai meroket sejak beberapa pekan yang lalu dan masih bertahan hingga saat ini, tercatat harga cabe rawit merah saat ini mencapai Rp.80.000/kg, sementara cabe rawit hijau berkisar Rp.50.000/kg.

Hal ini semakin diperparah dengan semakin tingginya curah hujan yang dapat mempengaruhi tanaman cabe milik para petani. "Mungkin nanti akan semakin mahal dengan banyaknya tanaman cabe yang rusak karena hujan," Tambahnya.

Sementara para pembeli mengaku sangat resah dengan semakin tingginya harga cabe rawit, yang kian makin mahal. "Makin gila harga cabe sekarang mas," Papar Heni. (Mad/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).