Peringati Hari Air se-Dunia, Ratusan Aktifis Lingkungan Tanam Pesisir Pantai Selatan
Dalam kegiatan kali ini, ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat turut terlibat juga bersama masyarakat Wotgalih, diantaranya adalah para relawan dari LPBI PCNU Kabupaten Lumajang, PMII STKIP Lumajang, MPPM, PAS Senduro.
Tidak ketinggalan juga siswa-siswi dari SMK Negeri 1 Lumajang, STM 17 Lumajang, juga siswa-siswi dan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok-kelompok pecinta alam antara lain PA Cakra Wijaya SMA Candipuro, PA Palaga SMA 3 Lumajang, Saskapala SMA Klakah, Sispamuhi SMA Muhammadiyah, Mapashi STKIP Muhammadiyah, Garuda Sakti STKIP PGRI, Gepala, Garis Bebas, Vabfas, Gaspalu, PA-32, Pecinta Wisata Gucialit, Community Climber Sport.
Hadir juga dalam kegiatan penghijauan, Bapak Heri Gunawan penjaga Hutan Bambu Sumbermujur. Selain dari Lumajang bergabung juga para aktivis lingkungan dari FK3I Jember dan Himacita IKIP PGRI Jember.
Penanaman dilakukan di kawasan bekas penambangan pasir besi dan di pinggiran pantai Mbah Drajid. Adapaun jenis tanaman yang ditanam, selain mangrove ada juga pandan laut, kelapa, mente, nyamplung dan beberapa jenis tanaman lain yang cocok untuk kawasan pesisir.
Selain melakukan penanaman pohon, para aktifis peduli lingkungan ini juga melakukan bersih-bersih sampah yang banyak berserakan di pantai yang berpasir hitam legam ini.
sampah-sampah ini adalah peninggalan dari wisatawan yang banyak berdatangan ke sini pada setiap lebaran ujar Ridwan Madjid salah satu tokoh masyarakat di Wotgalih.
Sementar itu, Aak Abdullah Al-Kudus selaku koordinator penyelenggara kegiatan ini menyatakan sangat senang dengan antusiasme para peserta penghijauan yang hadir ke Wotgalih.
kami hanya menyebarkan undangan secara informal melalui sms dan facebook. Tapi yang hadir hingga ratusan orang. Ini menjadi bukti bahwa masih banyak masyarakat Lumajang yang memiliki kepedulian terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan.
Sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu semua peserta yang hadir diberikan pengarahan dan penjelasan tentang kegiatan ini dan tentang sejarah panjang perjuangan rakyat Wotgalih dalam menolak penambangan pasir besi yang ada di desanya.
Hadir pula dalam acara tersebut H. Artiwan, salah satu tokoh masyarakat desa Wotgalih yang sempat dipenjara karena terlibat dalam gerakan tolak tambang di desanya. Acara yang berlangsung dengan penuh keceriaan dan keakraban ini diakhiri dengan acara foto-foto bersama di pantai Mbah Drajid bersamaan dengan mulai tenggelamnya matahari di ufuk barat yang memantulkan sinar keemasan di hamparan pasir yang basah.(Yd/red)
Editor : Redaksi