Beredar SMS Black Campaign, Tim ASA Minta Pendukung Tak Terpengaruh

Penulis : lumajangsatu.com -
Beredar SMS Black Campaign, Tim ASA Minta Pendukung Tak Terpengaruh
Lumajang- Sejak terdengar informasi putusan PTUN yang dalam amar putusannya memerintahkan KPU jatim memabatlakan salah satu pasangan calon, banyak beredar SMS di masyarakat jika calon nomor urut 3, yakni pasangan ASA (Ali Mudhori-Samsul Hadi) dicoret dari bursa pilkada Lumajang.

Tak pelak, banyaknya peredaran SMS tersebut banyak membuat kalangan masyarakat saling bertanya. Bahkan, obrolan hangat di warung-warung kopi yang menjadi salah satu topiknya ialah mencoretan nama salah satu Paslon dan tidak bisa lagi mengikuti Pilkada.
            
Karena merasa dirugikan dengan SMS itu, langsung direaksi Tim pemenngan Ali Mudhori dan Samsul Hadi (ASA). menurut Abdur Rohman, semua isu yang beredar melalui SMS sama sekali tidak benar. Sebab, KPU Lumajang juga telah menyampaikan bahwa pasangan nomor urut 3, hingga kini masih sah menjadi calon bupati dan wakil bupati Lumajang 2013.

"Kami nyatkan ini adalah SMS tidak benar," Ujarnya saat menggelar konfrensi pers Selasa (28/05/2013).

Beredarnya SMS yang tidak diketahui sumbernya, dinilai sebgai Black Campaign untuk menjatuhkan pasngan ASA, dan pendukung ASA bisa berpindah pilihan. Isu dalam SMS yang menyatakan suara ASA dialihkan kepada pasangan calon yang lainnya juga dibantah oleh Tim pemenangan.

"Isu SMS yang menyatakan suara ASA dialihkan kepada pasangan lain juga tidak benar," Jelasnya.

Oleh sebab itu, tim pemenangan tetap mengistruksikan kepada tim dan simpatisan pasangan ASA, untuk tetap memberikan hak suaranya kepada calon nomor 3 (ASA), dan tidak terpengaruh dengan isu-isu itu. Sebab, isu-isu yang beredar sama sekali tidak benar.

"Kita instruksikan kepada tim dan simpatisan ASA, agar tetap memilih nomor 3," Pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).