Kurang Kompetitif, 17 Pemain Lokal Muka Lama Akan Isi Skuad PSIL

Penulis : lumajangsatu.com -
Kurang Kompetitif, 17 Pemain Lokal Muka Lama Akan Isi Skuad PSIL

Lumajang(lumajangsatu.com) - PSIL Lumajang baru mendapatkan 17 amunisi lokal untuk menyusun skuad mengarungi Kompetisi Amatir tingkat Nasional. Pelatih PSIL dibuang pusing dikarenakan banyak pemain lokal hanya uji coba dalam seleksi dan terkesan baru main bola disaat skuad Laskar Wirabhumi membentuhkan.

"Jujur saja mas, pelatih pusing dengan pemain sepak bola Lumajang main berlatih pas ada seleksi," ungkap Sekretaris Askab PSSI Lumajang, Rafiudin.

Manajemen PSIL juga tak menyangka dari 80 pemain lokal yang ikut seleksi, dari yang terpilih masih muka-muka lama. Padahal, didaerah lain banyak pemain muda yang bersaing dengan seniornya.

"Tapi para pelatih akan mencari pemain di Kompetisi Internal nanti pada 20 Mei mendatang," jelasnya.

Para pemain PSIL akan segera masuk TC untuk mengembalikan kebugaran. Pasalnya, kompetisi Liga Amatir sangat panjang durasi waktunya.(ls/red)

 

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.