10 November, Pelajar Berharap Foto Pejuang Lumajang Dipajang di Musium Daerah

Penulis : lumajangsatu.com -
10 November, Pelajar Berharap Foto Pejuang Lumajang Dipajang di Musium Daerah
Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Kabupaten Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Pahlawan lokal asal Lumajang masih belum populer dikalangan masyarakat dan generasi muda Lumajang. Masyarakat tidak banyak yang mengenal pahlawan lokal yang berjasa dalam mengusir penjajah di Indonesia.

Hari Pahlawan setiap tahunnya selalu kita peringati dengan berbagai cara mulai upacara, renungan dan lainnya. Jasa para pahlawan dalam mengusir penjajah patut kita kenang dan kita teladani.

"Peringatan Hari Pahlawan setiap tahun oleh Bangsa Indonesia selalu kita peringati dengan berbagai cara mulai upacara, renungan dll. Hal tersebut untuk mengenang semangat perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah" ujar M. Alawi Maulana Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DPC GSNI Lumajang.

Perjuangan Pahlawan Lumajang juga berperan penting dalam merebut kemerdekaan, akan tetapi seakan dilupakan oleh generasi muda Lumajang. Terbukti banyak genarasi muda yang tidak tau fotonya seperti apa pahlawan di kotanya, dikalangan pelajar tak jauh beda dengan mereka.

Hampir sebagian besar para pelajar tidak mengetahui foto maupun perjuangan pahlawan di kotanya, dibeberapa sekolah juga tidak ada foto-foto pahlawan lokal yang terpasang di dinding. Seandainya tulang belulang di TMP Kusuma Bangsa itu bisa menangis, mereka akan menangis karena tidak adanya perhatian dari pemerintah dan generasi muda.

"Pahlawan Lumajang juga berperan dalam merebut kemerdekaan seperti Kapten Suwandak, Kapten Kyai Ilyas, Moch. Seruji dll. Akan tetapi nama beliau hanya diabadikan sebagai nama jalan di jantung Kota Lumajang, banyak pelajar yang tidak tau siapa pahlawan tersebut, fotonya seperti apa dan perjuangannya bagaimana. Seandainya tulang belulang tersebut bisa menangis, pasti mereka akan menangis karena tidak adanya perhatian dari pemerintah dan generasi muda" terang M.Agil Zawawi Ketua DPC GSNI Lumajang.

Lebih lanjut dia menjelaskan berawal dari keprihatinan tersebut kami siswa-siswi yang tergabung dalam Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Cabang Lumajang mendesak pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) serta Dinas Sosial (Dinsos) seperti yang tercantum pada pers release seperti yang berikut:

1. Agar Disparbud dan Dinsos Lumajang membentuk tim untuk menelusuri sejarah dan foto pahlawan Lumajang.

2. Memasang Foto Pahlawan Lumajang di Museum Daerah Lumajang.

3. Mensosialisasikan foto Pahlawan Lumajang ke sekolah dan perguruan tinggi.

4. Memperhatikan pelestarian tugu dan monumen perjuangan rakyat Lumajang.

5. Menggelar kegiatan perlombaan yang bertema Pahlawan Lumajang seperti LKTI, Pidato dan Esai.

6. Menggelar napak tilas/lintas juang untuk menumbuhkan jiwa Patriotisme pada generasi muda Lumajang.

"Kami berharap Disparbud dan Dinsos Lumajang menindaklanjuti pernyataan sikap dari kawan-kawan GSNI Lumajang sehingga nantinya kita dapat mengenal lebih dekat Pahlawan Lumajang serta kita semua dapat meneladani semangat perjuangannya dan sikap mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi serta semangat rela berkorban" ujarnya. (Red)

Jurnalis Warga : Yopi Aris W, guru sejarah SMA Negeri 3

Editor : Redaksi

Jaga Kebersihan Lingkungan Bersama

Pemerintah Ajak Warga Lumajang Bisa Kelola Sampah Mandiri

Lumajang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang meluncurkan program "Sampah Mandiri" sebagai upaya untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Program ini bertujuan agar masyarakat lebih bijak dalam membuang sampah dan memahami dampak positif dari lingkungan yang bersih dan sehat. DLH juga mengajak masyarakat melakukan pengelolaan sampah mandiri untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.