Polisi Bersama Rakyat

Kapolres Lumajang Safari Jum'at ke Ponpes Kyai Syarifuddin

Penulis : lumajangsatu.com -
Kapolres Lumajang  Safari Jum'at ke Ponpes Kyai Syarifuddin
Kapolres Lumajang saat menyampaikan program Polri dihadapan jama'ah sholat Jum'at di Ponpes Kyai Syarifuddin.

Kedungjajang (Lumajangsatu.com) - Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Syahban, terus melakukan safari Kamtibmas ke sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat. Jum'at siang, (23/11/2018). Kapolres berkesempatan bersilaturrahmi ke pengasuh pondok pesantren Kyai Syarifuddin, Wonorejo, kecamatan Kedung Jajang. Tak hanya mengunjungi , Kapolres juga verkesenpatan menunaikan sholat Jum'at bersama di masjid pondok setempat.

Usai melaksanakan sholat Jum'at, Kapolres menyapa semua santri, ustadz dan warga sekitar. " Saya ini orang baru, jadi wajib memperkenalkan diri dan bersilaturrahmi dengan para tokoh agama di Lumajang ini. Dan Alhamdulillah, saya bisa hadir di tempat ini, ternyata santrinya cukup banyak juga ya", kata Kapolres saat sambutan di masjid setempat .

Lebih lanjut Kapolres meminta kepada semua jama'ah untuk turut serta mendukung program programnya, menjadikan Lumajang ini kita yang aman dan kondusif.

"Kita sudah buat tim khusus untuk memberantas begal. Sebab, saat saya dapat perintah di Lumajang ini, laporan yang saya terima adalah maraknya begal. Dan terus pak, di luar itu , Lumajang terkenal begalnya", lanjutnya.

Nah, untuk bisa memberantas begal, Kapolres mengatakan tidak akan mampu melakukan sendiri oleh petugas kepolisian. " Untuk itu, kami butuh bantuan tokoh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan semua masyarakat Lumajang ini. Jika ada sesuatu, segera lapor kepada kami. Kami ada 24 jam untuk saudara saudara semua ini, ujar Kapolres sambil disambut aplos para jama'ah masjid.

Terakhir, Kapolres juga meminta agar pondok pesantren, harus menjadi kawah candradimuka untuk bisa mencetak orang-orang hebat . " Saya tahu, santri itu orang hebat, dan bisa ada dimana-mana. Ada santri yang jadi bupati, kayak cak Thoriq itu, ada yang jadi, konglomerat, petani, wartawan, dan masih banyak yg lainnya. Nah, untuk itu, santri disini harus ngaji yang bener dan mentaati perintah para kyai yang ada disini", ungkap Kapolres. (ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).