Cabor Sepak Bola

Lumajang Dikepung Banyuwangi, Kediri dan Sumenep ke PORPROV 2019

Penulis : lumajangsatu.com -
Lumajang Dikepung Banyuwangi, Kediri dan Sumenep ke PORPROV 2019
Papan Pengumuman (Design Panpel Pra PORPROV by Fariz Salasa)

Lumajang (lumajangsatu.com) - Skuad Tim Pra Pekan Olah Raga Provinsi (PORPROV) Lumajang akan bersaing dengan Kabupaten Banyuwangi, Kediri Kota dan Kabupaten Sumenep untuk bisa lolos ke babak utama. Lumajang ditunjuk oleh PSSI Jawa Timur sebagai tempat penyelenggaraan mulai tanggal 1,2 dan 4 Maret 2019.

Skuad asuh Misnadi Amrizal dikepungi oleh tim-tim yang sudah langgan masuk ke babak Utama PORPROV. Menjadi tuan rumah penyisihan harus bisa menjadi momentum sejarah bagi arek-arek Lumajang.

Ketua Panpel, Hasyim mengaku, pihaknya tengah menyiapkan segala sesuatu untuk terlaksananya penyisihan Pra-PORPROV untuk Grup A. Ada 2 Lapangan Sepak bola yang dipakai yakni Stadion Semeru dan Lapangan Batalyon 527.

"Jadi nantinya dalam sehari ada 2 pertandingan," papar pria yang juga Exco PSSI Lumajang itu.

Dengan Lumajang ditunjuk sebagai tempat penyisihan, Manajer Pra PORPROV Kota Pisang, Bambang HK mengaku merupakan suatu keuntungan bagi anak asuhnya. Pasalnya, bisa bermain dihadapan para pendukungnya.

"Saya harap nantinya, banyak sekali dukungan insan pecinta sepak bola Lumajang," ujar pria yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan di RSUD Dr. Haryoto itu.

Untuk kesiapan tim, 10 hari jelang laga. Anak asuhnya sudah masuk mess di Stadion Semeru.

"Hal ini untuk menjaga kondisi, fisik dan mental pemain, sehingga kebersamaan mereka untuk lolos ke babak utama menjadi modal," paparnya. (ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).