Inilah Sejumlah Temuan Di Candi Kunir, Ada Dewi Durga dan Relief Kuda Kencak

Penulis : lumajangsatu.com -
Inilah Sejumlah Temuan Di Candi Kunir, Ada Dewi Durga dan Relief Kuda Kencak
Perwujudan Dewi Durga Di Lokasi Penemuan Candi Kunir
Lumajang(lumajangsatu.com)-Pembuat batu bata, Supriyadi (28) warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir, saat mengali menemukan struktur bangunan candi. Dia juga menemukan berbagai artefak kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Temuan benda-benda purbakala di desa Kedung Moro ini tergolong unik karena didapati adanya struktur batu bata merah yang ornamennya berupa: 

Pertama, relief perwujudan arca Betari Durga setinggi 46 cm dan lebar 21 cm yang di ukir di atas batu bata merah. Betari Durga sendiri dalam kepercayaan   Hindu diyakini sebagai istri dari Betara Syiwa. Hal ini dapat diperkirakan bahwa struktur bangunan ini di perkirakan adalah tempat pemujaan yang berhubungan dengan aliran Syiwa. Hal ini diperkuat juga dengan letak daerah dimana candi ini ditemukan, dimana ada aliran sungai sejauh 100 meter dari lokasi temuan yang dapat diperkirakan sebagai penunjang untuk candi pemujaan.

Kedua, ada relief arca kuda setinggi 18 cm dan lebar 25 cm yang lengkap dengan pelananya.  Hal ini diperkirakan merupakan hiasan pelengkap dalam relief candi tersebut.

Ketiga, ada relief genta setinggi 19 cm dan lebar 19 cm Genta sendiri merupakan alat kelengkapan upacara dalam ritual agama Hindu.

Keempat, batu bata sebagai fondasi candi dengan panjang 35 cm dan tebal 25 cm. 

Sekretaris MPPM Timur, Lutfi Amerta mengatakan, temuan ini sangat bagus bagi Lumajang sebaga kawasan cagar budaya. Dengan adanya temuan ini, semakin memperkuat Lumajang adalah sebuah daerah kuno yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Setiap jengkal tanah di Lumajang banyak sekali peninggalan sejarah, terangnya.(yan/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).