Peristiwa

Penegakan Hukum KLH Lihat Langsung Kondisi Posko Laskar Hijau

Lumajang (lumajangsatu.com) - Laskar Hijau mendapatkan kunjungan dari Direktorat Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Koesnadi Wirasapoetra. Maksud dari kunjungan tersebut adalah untuk meninjau langsung posko konservasi Lasakar Hijau dan hutan lindung yang dirusak orang di Gunung Lemongan Kabupaten Lumajang.Koesnadi Wirasapoetra yang datang bersama satu orang rekannya sangat menyayangkan perusakan ini, karena seharusnya kawasan yang dikelola Laskar Hijau ini bisa dijadikan pusat studi konservasi khususnya bagi siswa dan mahasiswa.Selain meninjau lokasi pengrusakan, aktivis yang juga anggota Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial (TP2PS) ini juga melakukan diskusi dengan para relawan Laskar Hijau untuk penanganan kasus ini dan mencari solusi bersama kedepan.Koesnadi Wirasapoetra juga berjanji akan segera melaporkan temuan ini kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya guna menentukan langkah preventif dan solutif demi keberlangsungan gerakan konservasi di Gunung Lemongan ini.Setelah selesai diskusi, Koesnadi Wirasapoetra menanam pohon kemiri bersama para relawan Laskar Hijau di sekitar Posko, dan berjanji akan segera kembali lagi ke Gunung Lemongan sesegera mungkin.(LH/Red)

Posko Konservasi Dirusak, Laskar Hijau Keluarkan 9 Pernyataan Sikap

Lumajang (lumajangsatu.com) - Atas Perusakan Posko Konservasi dan Pohon di Gunung Lemongan Gunung Lemongan adalah salah satu gunung api yang ada di pulau jawa. Gunung ini memiliki ketinggian 1671 mdpl dan berfungsi sebagai induk konservasi bagi 13 Ranu / Danau dan sejumlah mata air yang berada di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Danaudanau tersebut selama ini menjadi tumpuan hajad hidup masyarakat yang ada di sekitarnya, misalkan untuk kebutuhan air minum, irigasi, perikanan dan pariwisata.Sebagai induk konservasi, Gunung Lemongan memiliki kawasan hutan lindung seluas ±2000 hektar. Namun pada tahun 1998-2002 terjadi illegal logging yang menyebabkan kawasan hutan lindung ini luluh lantak dan mengakibatkan banyaknya mata air yang mati. Danau-danau di sekitarnya pun mengalami penurunan debit air, bahkan salah satu danau yang berada di desa Salak, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang pada 2007 mati.Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi tersebut, maka sejak tahun 2005 kami mulai melakukan penghijauan di sekitar Ranu Klakah dan Ranu Pakis, kemudian sejak tahun 2008gerakan pelestarian lingkungan ini kita fokuskan di kawasan hutan lindung Gunung Lemongan dan menamakan diri Laskar Hijau. Setiap hari selama musim hujan kami menanam, dan selama musim kemarau kami merawat. Kami menyebut diri kami sebagai Relawan. Karena dalam menjalankan visi dan misinya, Laskar Hijau tidak didanai oleh siapapun. Kami membuat bibit sendiri dari biji dan benih yang kami pungut di tong sampah dan bantuan bibit dari berbagai pihak yang peduli.Adapun jenis tanaman yang kami tanam di Gunung Lemongan 50% Bambu dan 50% tanaman buah dan tanaman konservasi (MPTS). Dalam melakukan penanaman pohon ini, kami melibatkan banyak pihak, mulai dari komunitas peduli lingkungan dari berbagai lembaga dan daerah, komunitas Lintas Agama, Perum Perhutani, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Polres Lumajang, Kodim 0821, Batalyon 527 dan berbagai pihak lain yang peduli dengan Gunung Lemongan.Salah satu tonggak penting dari perjalanan dan misi pelestarian serta perlindungan hutan lindung di Gunung Lemongan ini, pada tahun 2015 Laskar Hijau telah menandatangani MoU Pelestarian dan Perlindungan Kawasan Hutan Lindung Gunung Lemongan dengan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Dan pada tahun 2016 Laskar Hijau telah membangun komitmen dengan pemerintah kabupaten Lumajang untuk menetapkan Gunung Lemongan menjadi Geopark sebagai strategi perlindungan terhadap kawasan hutan lindung Gunung Lemongan. Dengan demikian, sejak awal Laskar Hijau bersama multipihak berkomitmen untuk menjaga, mengembangkan dan melestarikan kawasan hutan lindung Gunung Lemongan untuk keberlanjutan masa depan generasi bangsa.Untuk kebutuhan dan tujuan kegiatan, Laskar Hijau membuat Posko Konservasi. Posko ini berada di Gunung Lemongan sisi selatan pada ketinggian ±520 mdpl, yang selama ini berfungsi sebagai basecamp relawan konservasi dan para pendaki gunung. Posko ini juga menjadi pos pantau Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) kerjasama antara Pemkab Lumajang, Polres Lumajang, Kodim 0821 dan Laskar Hijau. Kerjasama ini dibangun pada tahun 2017 bertempat di gedung PKK Lumajang paska kasus pembakaran hutan di Gunung Lemongan pada 24 juli 2017.Posko ini pada Selasa pagi (13 Maret 2018) ditemukan dalam kondisi rusak dan ratusan pohon di sekitarnya tergeletak karena ditebang. Kronologi Pengrusakan Posko Pada hari Selasa, Tanggal 13 Maret 2018, sekira jam 08.00 wib, sebagaimana biasa, beberapa orang relawan Laskar Hijau; Kamal Pasha, Haryanto, Ilal Hakim dan Adi, bermaksud untuk menanam pohon di Gunung Lemongan, namun saat tiba di Posko, mereka menemukan ratusan pohon di sepanjang jalan menuju posko dan di sekitar posko tumbang tergeletak di tanah.Mereka juga menemukan papan nama Laskar Hijau dan posko pun dalam kondisi rusak. Melihat kondisi tersebut, mereka kemudian menghubungi para relawan Laskar Hijau yang lain untuk datang ke posko. Perusakan terjadi pada bangunan bagian depan yang terbuat dari bambu. Mereka merusak kerai bambu dan jendela bagian depan posko dan mengobrak-abrik bagian dalam posko.Mereka juga menjebol dinding bagian pojok kamar mandi yang menjadi satu bagian dengan bangunan utama posko hingga airnya tumpah ruah di halaman posko. Yang juga tak luput dari aksi perusakan ini adalah bak penampung air hujan yang terletak di depan posko. Bak penampung air hujan ini sangat penting keberadaannya bagi kami, karena jika musim kemarau tiba, bak penampungan ini berfungsi untuk menyiram tanaman yang ada di sekitar posko. Selain merusak fasilitas posko, pelaku juga menebangi ratusan pohon yang kami tanam sejak tahun 2008. Antara lain pohon Durian, Manggis, Leci, Apukat, Pala, Jambu Biji Merah, Sawo, Jeruk dan beragam jenis tanaman konservasi lainnya.Menurut analisa dari Tim Investigasi Laskar Hijau, perusakan ini dilakukan pada malam hari, dan pelakunya diperkirakan sekitar 3-5 orang, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah pohon yang dirusak serta tenaga dan waktu untuk menjebol dinding kamar mandi dan merusak fasilitas posko lainnya. Perusakan ini jelas sangat masif dan terencana, dan pelakunya adalah orang yang memahami situasi sekitar posko dengan sangat baik. Papan nama Laskar Hijau yang dirusak Dinding kamar mandi yang dijebol dari luar Sebagian pohon yang ditebang Sebagian pohon yang ditebang, dugaan kuat motif dari perusakan ini menurut A'ak Abdullah Al-Kudus (Koordinator LaskarHijau) di latari dua hal utama:Pertama, selama ini ada beberapa oknum masyarakat yang pekerjaannya merambah hutan lindung, bahkan seringkali dengan cara membakar. Hutan lindung yang sudah dibuka nantinya akan dijadikan kebun sengon, ada yang nantinya kebun sengon ini dirawat hingga panen, tapi ada pula yang lahan tersebut dijual ketika sengonnya berumur satu tahun atau lebih, setelah itu oknum ini membuka hutan lindung lagi. Di sisi lain, Laskar Hijau selama ini berupaya menjaga dan menanami kawasan hutan lindung ini dengan tanaman bambu dan buah-buahan agar ekosistem di Gunung Lemongan kembali hijau. Nah, aktivitas Laskar Hijau ini oleh para perambah hutan tersebut dianggap sebagai hambatan bagi bisnis mereka, sehingga hampir setiap tahun tanaman Laskar Hijau dirusak dan dibakar.Tapi para relawan tak mau menyerah, pada musim hujan berikutnya kawasan tersebut ditanami lagi dengan bambu dan buah-buahan. Mungkin karena kami tidak mau menyerah itulah, akhirnya mereka memutuskan untuk merusak posko kami berikut pohon-pohon yang ada di sekitarnya.Kedua, para pelaku perusakan hutan ini sebenarnya sudah pernah dilaporkan ke kepolisian baik oleh Laskar Hijau maupun oleh Perhutani dengan beragam tuduhan, mulai dari pembakaran hutan, perusakan pohon hingga illegal logging sesuai UU Nomor 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, total kesemuanya kurang lebih 17 Laporan polisi selama kurun waktu dua tahun terakhir. Tapi sampai hari ini belum ada satupun dari terlapor yang dihukum, mereka masih bebas berkeliaran. Dan karena mereka menganggap tidak ada konsekwensi hukum terhadap tindakannya selama ini, maka mereka akhirnya merusak hutan lagi, dan kian hari kian ekspansif.

Cari Eceng Gondok, Dua Warga Wotgalih Tenggelam di Muara Sungai

Lumajang (lumajangsatu.com) - Dua warga Desa Wotgalih meninggal karena tenggelam di muara sunagai (pancer). Saat itu, kedua korban bersama 2 temannya lagi berangkat ke muara untuk mencari tumbuhan eceng gondok (bengok).Sekitar jam 05.30 wib, 4 korban mencari eceng gondok, namun tidak menyadari bahwa lokasi pencarian kondisi sungainya sangat dalam dengan arus yang deras. Saat itulah, ketiga korban terbawa arus, dan satu orang berhasil menyelamatkan satu korban, namun dua temannya sudah tenggelam."Ada 4 orang, namun dua selamat dan dua lainnya tenggelam dan ditemukan dalam kondisi sudah meninggal," ujar Adiarto, Komandan Tim Respon Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC-BPBD) Kabupaten Lumajang, Kamis (15/03/2018).kedua korban adalah Sani (32) dan Siti (19) warga Dusun Talsewu Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun. Mayat korban langsung dilakukan evakusi dan dibawa kerumah duka untuk dikebumikan.BPBD selalu menghimbau warga yang bekerja di aliran sungai untuk selalu waspada. Pastikan lokasi yang akan dituju aman, agar tidak mengakibatkan korban jiwa lagi."Evakusi tidak mengalami kendala karena korban selamat tahu dimana lokasi temannya tenggelam. Kita selalu menghimbau warga selalu waspada dan hati-hati," pungkasnya.(Yd/red)

Teror Pelestarian Lingkungan, Posko Laskar Hijau di Gunung Lemongan Dirusak

Lumajang (lumajangsatu.com) - Posko Laskar Hijau yang berada di Gunung Lemongan yang selama ini berfungsi sebagai basecamp relawan konservasi dan juga menjadi pos pantau Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) kerjasama antara Pemkab Lumajang, Polres Lumajang, Kodim 0821 dan Laskar Hijau, pagi ini ditemukan dalam kondisi rusak parah.

Heboh, Tanah di Ladang Tebu Desa Umbul Amblas

Lumajang (lumajangsatu.com) - Warga Dusun Sengonan Desa Umbul Kecamatan Kedungjajang heboh. Pasalnya, lahan tebu milik Sunarsih amblas dan mengalami retakan panjang setelah terjadi hujan deras.Retakan awalnya hanya kecil saja, namun lama kelamaan terus melebar dan semakin panjang ditengah lahan tebu. Yang berbahaya, lokasi retakan berdektan dengan permukiman warga, yang berjumlah enam rumah yang paling dekat."Pertamanya kan sedikit pak terus besoknya ada lagi besok lagi terus sampai sekarang ini pak. Sekitar 15 hari pak, ada rumah itu pak dekat sini ada 6 rumah," ujar Nanik, salah seorang warga, Senin (12/03/2018).Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang sudah melokalisir lokasi tanah amblas. Gris pembatas juga sudah dipasang, agar tidak sampai mendekat."Yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lumajang yang pertama dilokalisir wilayah itu karena kita khawatir luasannya bertambah untuk sementara hanya ke ladang bu Sumarsih sekitar ¼ hektar," ujar Wawan Hadi Siswoyo, Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang.BPBD juga melakukan koordinasi dengan instnasi lain, untuk mempelajari proses terjadinya retakan tersebut. "Kita akan koordinasi dengan ESDM untuk meneliti penyebab retakan tanah itu, apakah berbahaya atau tidak bagiw arga sekitar," pungkasnya.(Mad/red)

Hujan Deras, Jalur Piket Nol Kembali Longsor di Atas Gladak Perak

Lumajang (lumajangsatu.com) - Hujan derasa Kamis malam (08/03) mengakibatkan longsor di jalur Lumajang-Malang Piket Nol. Bebatuan tebing atas, di KM 56 ambrol dan menutup separoh jalan tepatnya di atas jembatan Gladak Perak.Hariyono, relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyatakan, Jum'at pagi (09/03/2018), TNI, Polri, TRC BPBD, warga, relawan dan pernagkat desa melakukan pembersihan. Sejumlah material bebatuan yang longsor langsung dipinggirkan dan diajtuhkan kesisi jurang."Karena hujan deras mas, terjadi longsor lagi di Piket Nol, beruntung saat malam hari kondisi lalulintas sedang sepi sehingga tidak ada korban," jelas Hariyono.Para relawan menghimbau kepada pengguna jalan agar selalu waspada jika melintasi jalur Piket Nol. Apabalia terjadi hujan deras, dihimbau untuk berhenti sementara sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diiginkan."Masih banyak titik yang rawan longsor, kami menghimbau pengguna jalan agar selalu waspada jika melewati jalur Piket Nol," pungkasnya.(Yd/red)

Gadis Cantik Asal Klakah Hilang, Keluarga Sebar Foto Korban

Lumajang (lumajangsatu.com) – Entah lari atau ada yang menculik, Nurhamidah (22), gadis cantik asal Dusun Karang Tengah Desa Tegalciut Kecamatan Ranuyoso tak kunjung pulang. Suami korban, akhirnya melapor kepada Polsek Klakah karena istrinya sejak hari Minggu (18/02) tak kunjung pulang.