Harjalu 763

Harjalu ke-763 Tahun

Para Penari Cantik Godril Lumajangan di Puncak Harjalu ke-763 Tahun

Lumajang (lumajangsatu.com) - Puncak peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-673 tahun menampilkan tari Godril Lumajangan. Sebanyak 200 penari tampil di Alun-alun sebelum sebelum acara rebutan hasil bumi, Sabtu (15/12/2018).Yosita Fedha Esa, salah seorang penari Godril Lumajangan mengaku sangat senang bisa tampil di Harjalu ke-763 tahun. Dirinya mengaku berlatih selama 15 hari untuk bisa tampil sempurna saat puncak Harjalu."Sangat senang sekali mas, bisa ikut tampil di acara Harjalu," jelas Yosita.   Pelajar SMKN 02 Lumajang kelas X Tata Boga itu mengaku sudah melakukan persiapan sejak jam 01.00 wib dini hari. Dirinya dengan 15 temannya dari SMKN 02 tampil bersama dengan para penari lain dari berbagai sekolah di Lumajang.   "Tadi riasnya mulai jam 1 mas, istirahat sebentar saja," pungkasnya.   Usai tari kolosal Godril Lumajang dilanjutkan dengan rebutan 4 gunungan hasil bumi. Sedangkan tumpeng diganti dengan nasi kotak yang kemudian diberikan kepada para pengunjung.(Yd/red)

Harjalu ke-763 Tahun

Nyekar Makam Situs Biting Tradisi Jelang Puncak Peringatan Harjalu

Lumajang (lumajangsatu.com) - Rangkaian puncak peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-763 tahun dilakukan ziarah makam Situs Biting. Bupati dan Wakil Bupati Thoriqul Haq dan Indah Amperawati bersama rombongan melakukan tabur bunga.Thoriqul Haq, Bupati Lumajang menyatakan setiap tanggal 14 Desember sebelum puncak prosesi Harjalu 15 Desember pasti dilakukan tabur bunga di Situs Biting. Hal itu adalah bentuk dari rasa hormat kepada para pendiri Lumajang yang diyakini petilasannya berada di Situs Biting."Ini adalah bentuk penghormatan kepada pendiri Lumajang," jelas Thoriq, Jum'at (14/12/2018).Sejarah besar kerajaan Lamajang Tigang Juru dibawah Arya Wiraraja sang arsitek nusantara, harus diambil semangatanya dalam membangun Lumajang. Hal itu juga yang dijadikan semangat oleh Cak Thoriq dalam menjadikan Lumajang Hebat Bermartabat."Masih banyak daerah yang mencari sejarahnya, Lumajang sudah tercatat dalam sejarah merupakan kerajaan besar dan itu harus jadi semangat," tuturnya.Sugiyo, pengurus makam Situs Biting menyatakan bahwa ziarah makam Harjalu ke-763 adalah yang ke-8. Pertama kali ziarah makam Situs Biting dilakukan tahun 2011 saat Bupati alm Sjahrazad Masdar dan As'at Malik sebagai Wakil Bupati."Pertama kali digelar ziarah makam Situs Biting 14 Desember 2011 saat Bupati alm Sjahrazad Masdar," paparnya.Saat itu, yang menjadi panitia ziarah makam Situs Biting adalah Indah Amperwati yang saat ini sudah jadi Wakil Bupati Lumajang. Tak lupa, Sugiyo juga menyebut Gawat Sudarmanto yang kala itu menjabat kepala kantor Parriwisata dan Kebudayaan."Tahun 2011 adalah awal, dimana masyarakat, LSM dan Mahsiswa bersama-sama membangkitkan sejarah Arya Wiraraja di Situs Biting," pungkasnya.(Yd/red)

Harjalu 763 Tahun

Wow..! 3 Hari Loemadjang Djadoel #4 Perputaran Uang Capai Ratusan Juta

Lumajang (lumajangsatu.com) - Event Loemadajang Djaman Doeloe (Djadoel) ke-4 telah selesai digelar selama 3 hari 08-10 Desember 2018. Dari data penitia, jumlah kunjungan selama 3 hari mencapi 151 ribu pengunjung.Agni A. Megatrah, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyatakan di hari pertama jumlah kunjungan 51 ribu. Jumlah pengunjung semakin banyak dihari kedua yakni 67 ribu dan hari terkahir menurun menjadi 33 ribu."Total kunjungan selama tiga hari mencapai 151 ribu lebih," ujar Agni, Selasa (11/12/2018).

Kesenian Lumajang

Cak Thoriq Ingin Festival Jharan Kencak Jadi Agenda Budaya Nasional

Lumajang (lumajangsau.com) - Bupati dan Wakil Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq M.ML dan Indah Amperawati M.Si membuka Festival Jharan Kencak di lapangan Gor Wirabhakti. Festival ke-8 itu, diikuti oleh 150 kuda kencak dari 13 Kecamatan yang memiliki kelompok kuda kencak.Pria yang akrab disapa cak Thoriq itu ingin memperjuangkan Festival Jharan Kencak menjadi agenda budaya Nasional. Sebab, Jharan Kencak sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda milik Lumajang."Saya ingin kesenian khas Lumajang ini jadi agenda budaya Nasional," jelas cak Thoriq, Minggu (02/12/2018).Cak Thoriq juga berharap para seniman kuda kencak terus mencari kader seniman. Para seniman juga harus membuat kelompok, agar pemerintah juga bisa hadir dan memberikan pembinaan atas keberadaan kesenian Lumajang."Saya minta buat kelompok seniman jharan kencak agar kita dari pemerintah bisa memberikan pembinaan," jelasnya.Indrijanto, Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang menyatakan bahwa ada 30 kuda atraksi dan 120 kuda manten. Kuda atraksi ada kuda yang bisa menari dan beriri.Sedangkan kuda manten adalah kuda yang diberi hiasan dan biasanya dinaiki anak kecil dalam setiap kali tanggapan. "Kita ingin kesenian Jharan Kencak ini lestasri dan menjadi kebangaan warga Lumajang," pungkasnya.(Yd/red)