Lumajang (Lumajangsatu.com)- Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Legislatif pada 17 April 2019 lalu menyisakan banyak luka yang berpotensi menjadi embrio perpecahan antaranak bangsa yang pada akhirnya mengancam kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Maka dari itu pesta demokrasi yang seharusnya terselenggara dengan penuh gembira, namun yang terjadi malah sebaliknya menjadi menegangkan, bahkan menyeramkan.
BACA JUGA : Aksi Teatrikal Pesan Damai Seniman Wujudkan Persatuan
Baca juga: Berpura-pura Bertamu, Maling Motor Diringkus Polsek Tempeh Lumajang
Warga Kabupaten Lumajang menggelar aksi damai mewujudkan persatuan dan kesatuan untuk menjaga negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Situasi itulah yang kemudian menimbulkan keprihatinan bagi sejumlah kalangan di Lumajang di antaranya PCNU Lumajang, MUI Lumajang, Gusdurian, Laskar Hijau, tokoh-tokoh lintas iman, dan berbagai komunitas serta organisasi yang ada di Kabupaten Lumajang.
Baca juga: PWI Lumajang Gelar Konferensi Pilih Nahkoda Periode 2024-2027
"Berbagai elemen dan organisasi masyarakat itu bersepakat untuk menggelar Aksi Lumajang Damai. Bahkan konsumsi untuk buka bersama disediakan dari bantuan semua masyarakat yang tulus ikut andil" ujar A'ak Abdullah Al-Kudus
Dalam kegiatan ini menampilkan beragam karya seniman Lumajang, orasi kebangsaan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq namun berhalangan hadir. Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban, serta melibatkan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh partai politik, serta pihak-pihak lain yang secara bersama-sama membacakan dan menandatangani Deklarasi Lumajang Damai.
Baca juga: Reaktualisasi Sumpah Pemuda di Era Kemerdekaan
"Kegiatan itu terbuka untuk umum dan siapapun boleh hadir dan terlibat untuk Lumajang yang hebat dan bermartabat," katanya(Ind/red)
Editor : Redaksi