Emak-emak Melapor ke Polres

Ratusan Miliar, Korban Investasi Bodong dan Tahara Sampai Ribuan Orang

lumajangsatu.com
Emak-emak korban investasi bodong ditemui langsung Kapolres Lumajang AKBP DR. Arsal Sahban SIK

 

Lumajang (lumajangsatu.com) - Korban investasi bodong berkedok tabungan hari raya CV Permata Bunda mencapai ribuan orang. Nominal kerugian uang milik anggota juga mencapi ratusan miliar, dan Salma pemilik CV Permata Bunda warga Sentul Kecamatan Sumbersuko sudah melarikan diri.

Baca juga: HSN 2024 di Stadion Semeru, Santri dan Warga NU Lumajang Harus Kompak Merengkuh Masa Depan

AKBP DR. Arsal Sahban SIK, Kapolres Lumajang menyatakan sistem yang digunakan adalah Ponzi alias gali lubang tutup lubang. Setelah tidak bisa membayar uang keluar dari uang masuk, maka pemilik investasi kebanayakan akan melarikan diri.

"Kali kita lihat sistem yang digunakan adalah Ponza yakni gali lubang tutup lubang," jelas Arsal kepada sejumlah wartawan, Jum'at (02/08/2019).

Emilia, salah seorang korban penipuan tabungan hari raya (Tahara) mengaku dirinya memiliki 40 anggota. Saat ini, uang yang belum keluar sekitar 32 juta rupiah. Sebelum menghilang, anggotanya banyak mengambil baju-baju dari butik milik Salma, sehingga sisa uang yang tidak terbanyar sudah tidak begitu banyak.

Baca juga: Pemerintah Ajak Warga Lumajang Bisa Kelola Sampah Mandiri

"Saya punya 40 anggota mas, dan saat ini uang saya sudah tinggal 32 juta yang belum keluar dari Umi Salma," jelasnya.

Total ketua kelompok Tahara yang jadi korban sekitar 170 orang, yang masing-masing memiliki anggota 40-300 orang. Jika dikalkulasi minimal satu kelompok 100 anggota, maka sudah ada 17 ribu orang yang jadi korban CV Permata Bunda.

Baca juga: Paslon Thoriq-Fika dan Indah-Yudha Adu Gagasan di Debat Perdana KPU Lumajang

Untuk tahun 2018, ada 17 miliar lebih uang Tahara yang sama sekali tidak diberikan kepada anggotanya. Sedangkan investasi pribadi dari anggota nominalnya sampai 500 miliar rupiah.

"Kalau Tahara 2018 tidak keluar 17 miliar lebih mas, kalau dengan investasi pribadi informasinya sampai 500 miliar. Ada korban sampai habis 2 miliar," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru