Lumajang (lumajangsatu.com) - Semangat Abdul Karim (42) pemuda Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo untuk mengenalkan potensi wisatanya bisa diibaratkan bara lava Semeru. Tidak pernah padam dan terus bergerak mulai awal hingga kini.
Dari tidak tahu tentang kepariwisataan kini mulai paham. Bahkan, ilmu yang didapat ditularkan ke pemuda dan warga setempat.
Baca juga: Dari Desa Sumberurip untuk Indonesia: Pronojiwo Hadirkan Taman Bunga Puspa Adi Warna
"Kalau dapat ilmu ditularkan pada warga dan teman-teman penggerak Air Terjun Tumpak Sewu. ," ujar Bang Dul.
Masih kata dia, jika ada pelatihan dari pemerintah khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selalu bergantian oleh para pemuda yang terlibat. Sehingga ilmu tidak boleh diambil sendiri.
BAC A JUGA : Abdul Karim Bawa Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang Dikenal Dunia
"Meski awalnya disangka, saya serakah waktu itu. Lha wong dulu, bentar-bentar cari saya," ceritanya.
Namun, dengan keuletan dan tidak mau mendengarkan cap atau merk. Karim terus bergerak bersama warga yang ingin menjadikan Tumpak Sewu dikunjungi wisatawan asing.
Baca juga: Inflasi Berdampak pada Anggaran Daerah, Bupati Lumajang Fokus Kembangkan Sektor Wisata
"Saya ini modalnya hanya berani dan siap diberi ilmu," ungkap pria yang dulu pernah merantau ke Jakarta.
Dul Karim juga tidak ingin mengkhianati perjuangan warga yang merelakan lahannya untuk kemajuan Tumpak Sewu menjadi kunjungan wisatawan. Selain itu, dirinya tak ingin pengunjung kecewa.
"Kami harus tersenyum, meski ada kritik dan saran. Melalui kritikan kita berbenah," paparnya.
Baca juga: Polsek Pronojiwo Kawal Pengelolaan Bumdes Air Tumpak Sewu Sidomulyo
Dikenalnya Tumpak Sewu berkat perjuangan warga Sidomulyo, terkhusus daerah sekitar Air Terjun. Kemudian para pengunjung yang tak henti mempromosikan melalui unggahan foto dan testimoni.
"Saya juga ucapkan banyak terima kasih ke rekan jurnalis dan pemerintah Lumajang, khususnya Disparbud," ungkapnya.
Wisata Berbasis Masyarakat Air Terjun Tumpak Sewu terus berbenah dan melayani pengunjung untuk bisa menikamati panorama, hasil bumi dan kulinernya. I Like Lumajang. (ls/red)
Editor : Redaksi