Lumajang (lumajangsatu.com) - Ribuan masyarakat antusias datang ke Gucialit untuk melihat acara Lumajang Mbiyen. Tak hanya stand-stand jaman dulu, banyak sekali penampilan kesenin, mainan mbiyen dan tak lupa tampil tarian ujung.
Irawan, warga Gucilit menyatakan tarian ujung sudah jadi tradisi warga. Setiap kali ada kegiatan, seperti sedekah Desa, atraksi ujung tidak pernah terlewatkan. "Ini sudah jadi tradisi di Gucilit," jelas Irawan, Minggu (29/09/2019).
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
Yang menarik di acara Lumajang Mbiyen, yang melakukan atraksi ujung bukan hanya orang dewasa, namun juga anak-anak. Meski saling pukul menggunakan rotan, namun antara peserta tidak ada rasa dendam. "Ini sudah jadi kebanggaan. Tidak ada rasa dendam antar perserta," tuturnya.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Kesenian ujung sering ditampilkan saat acara Gucialit Festival yang digelar setiap tahun. Ujung akan jadi ciri khas setiap acara yang ada di Kecamatan Gucialit. "Dulunya ujung jadi ritual untuk meminta hujan, tapi sekarang sudah jadi budaya yang tetap kita lestarikan," pungkasnya.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Dari kegiatan Lumajang Mbiyen yang digelar di Gucialit 27-29 September 2019 ada beberapa catatan dari para pengunjung. Antara lain kurang siapnya lokasi parkir, sehingga jalan menuju lokasi Lumajang Mbiyen macet dan pengunjung haru jalan cukup jauh, bahkan ada yang harus naik ojek.(Yd/red)
Editor : Redaksi