Lumajang - Catatan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Lumajang didapati separuh dari 36 pengguna terdekteksi adalah usia produktif alias masih pelajar. Sebuah kejadian miris dan perlu dukungan semua pihak dalam perang melawan narkoba.
Kepala BNNK Lumajang, AKBP Indra Brahmana mengatakan, pengawasan orang tua masih rendah terhadap perilaku anaknya yang beranjak remaja. Sehingga salah pergaulan menjadi pengguna narkoba.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
"Awalnya memakai pil koplo jenis Therexphenidyl kemudian ke ganja dan sabu," jelasnya di kantonya, Kamis (2/2/2020).
Dia mengaku sangat terkejut, ada pelajar di sebuah sekolag tak jauh dari Kota Lumajang didapati memakai sabu dan ganja. Hal ini dikarenakan memiliki teman sepermaian diluar sekolah.
"Dari itu dia mengenal barang berbahaya bagi masa depannya," ungkapnya.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Kabid Penanganann BNNK, Nunung mengaku rata-rata pelajar menggunakan narkoba diluar sekolah dan jauh dari rumahnya. Karena takut diketahui orang tua, saudara dan tetangganya.
"Saya menemukan anak Rowokangkung, saat makai di Senduro," ungkapnya.
Dalam menanggulagi bahaya narkoba, selain peran aktif orang tua. Aasyaraat harus lebih berperan dalam menegur dan melaporkan ke orang tua pengguna.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
"Ada pelajar mengenal narkoba dari dicekoki temannya, untuk perempuan dikarena diminta kekasihnya," pungkasnya.
Data di BNNK Lumajang ditahun 2019, ada 7 anak muda masih produktif gila dan dimasukan ke Rumah Sakit Jiwa karena narkoba. Waspada lah, narkoba membunuhhmu. (ls/red)
Editor : Redaksi