Lumajang - Jum'at malam (31/01) setelah mengupload berita tentang viralnya kabar terkait ambulance desa dari Lumajang diamankan di Polres Sampang, Lumajangsatu berhasil menghubungi Kepala BNNK Lumajang AKBP Indra Brahmana. Wawancara khusus dilakukan untuk meminta pendapat berkaitan dengan kabar tersebut. Indra yang tadi malam ternyata masih berada di kantornya, langsung mempersilahkan Lumajangsatu untuk menemuinya.
Pada saat tiba di kantor BNN, security mempersilahkan Lumajangsatu menemui Indra di ruang kerjanya, Kepala BNNK Lumajang putra daerah itu ternyata sedang sibuk dengan laptopnya, sambil tersenyum Indra mempersilahkan Lumajangsatu duduk. L1 sempat melirik layar proyektor yang terhubung dengan laptop Indra, rupanya dia sedang membuka peta Kabupaten Sampang Madura, dan menandai jalur jalan wilayah utara Kabupaten Sampang yang merupakan jalan penghubung Sokobanah-Ketapang-Banyuates dengan garis merah terhubung.
Baca juga: Masuk Hari Tenang Pilkada, Alat Peraga Kampanye di Lumajang Langsung Dibersihkan
Sesuatu yang sangat menarik bagi L1 dan makin menambah antuasias untuk mewawancarai Indra terkait viralnya kabar ambulance Desa Ledoktempuro diduga membawa sabu. Tidak seperti biasanya, wajah Indra menunjukkan raut yang berbeda, tampak menyiratkan kekesalan bahkan ekspresi marah yang berusaha dia tutupi.
"Aku tas moco berita sampeyan mas" katanya memulai pembicaraan. L1 meminta tanggapannya atas berita tersebut. Indra meminta ada beberapa poin menjadi off the record.
Sebenarnya kata Indara, BNN sudah memonitor beredarnya kabar tersebut pada hari Kamis pagi (30/01), saat itu Indra dalam perjalanan menuju Bandara Ngurah Rai untuk kembali ke Lumajang setelah mengikuti kegiatan Rapat Pimpinan Nasional BNN se-Indonesia di Bali. Indra menegaskan bahwa semua pihak harus tetap berpegang pada azas praduga tak bersalah.
"Saya akan berbicara dari dua sisi mas, sebagai Kepala BNNK Lumajang aparat penegak hukum dan sebagai masyarakat, putra daerah Lumajang," paparnya.
Berdasarkan informasi yang beredar baik di media sosial, informasi masyarakat termasuk yang sudah diberitakan oleh Lumajangsatu, sabu yang katanya dibawa dalam ambulance desa Ledoktempuro itu tidak atau belum ditemukan. Sopir ambulancenya pun melarikan diri. Indra juga menyampaikan beredarnya kabar bahwa masalah itu sebenarnya adalah masalah laka lantas, "Itu kabar yang beredar kan", kata Indra sambil menghela nafas panjang.
Dalam rangka melakukan penyelidikan dan pendalaman kabar yang viral ini, pihaknya telah melapor ke BNNP Jawa Timur dan Direktorat Intelijen BNN RI Jakarta. BNNK Lumajang juga berkoordinasi dengan Sat Reskoba Polres Lumajang untuk bersama-sama melakukan pendalaman apa yang sebenarnya terjadi.
Baca juga: Denny Caknan Sukses Menghibur Pendukung Paslon 02 Indah-Yudha di Stadion Semeru Lumajang
"Ya tentunya semua berharap, kabar itu hanya sebatas isu mas, kita semua ingin Lumajang Hebat Bermartabat segera terwujud, karena kalau masih ada peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba, cita-cita mulia itu mustahil akan tercapai. Kita semua berdoa, kampung halaman kita dan seluruh negeri tercinta ini dilindungi Allah YME dari kehancuran akibat peredaran gelap narkoba yang sengaja dilakukan oleh manusia-manusia berhati iblis, manusia-manusia tidak bermoral dan tidak memiliki hati nurani yang memuja uang" katanya dengan nada geram.
L1 mencoba mendesak mantan Kepala Analis Intelijen BNN RI itu menyampaikan analisisnya berkaitan dengan kejadian ini, sambil tersenyum Indra menjawab "Sebenarnya wajar mas masyarakat Lumajang sangat atensi dengan kabar ambulance yang diisukan bawa sabu itu, sebelumnya tahun 2014 kan juga ada fakta ambulance digunakan melakukan kejahatan mencuri sapi, itu menunjukkan masyarakat kita semakin peka dan waspada karena pengalaman kejadian sebelumnya," terangnya.
Berkaitan dengan pertanyaan sampeyan, sebenarnya sampeyan bisa melakukan analisis sendiri dengan membuat pertanyaan berpedoman pada rumus 5W + 1H : What, Where, When, Who, Why + How. Apa yang terjadi, di mana terjadinya, kapan terjadinya, siapa pelakunya, mengapa sampai bisa terjadi, bagaimana terjadinya, sampeyan bisa membuat kesimpulan sendiri.
Jadi sampeyan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kabar yang beredar itu, misalnya isu kecelakaannya, buat saja pertanyaan tentang kecelakaan ambulance dengan pertanyaan : Kecelakaan apa, di mana, kapan terjadinya, siapa yang menabrak siapa yang ditabrak, mengapa sampai terjadi kecelakaan itu, bagaimana terjadinya kecelakaan itu, semua belum terjawab kan, hanya jarene jare.
Baca juga: Gus Rivqy DPR RI PKB Tekankan Pentingnya Jaga Keharmonisan Sosial Masyarakat Lumajang
Termasuk keberadaan ambulance itu ditinggal begitu saja di Ketapang Sampang, dan kabar medsos ambulance itu dicegat aparat di Banyuates, termasuk kenapa ambulance itu dikejar aparat dan kenapa harus kabur dan ditinggal gledak oleh sopirnya. Tentunya semua tidak ujug-ujug terjadi kan, seperti pepatah tidak ada asap tanpa ada api. Kita semua ingin mendapat jawaban yang sesuai fakta, bukan hanya berdasarkan jarene jare, agar semuanya menjadi terang dan jelas", katanya sambil tersenyum.
Saat Lumajangsatu berpamitan, Indra mengantarkan ke tempat di mana kami memarkirkan kendaraan, sambil menepuk pundak kami dia bertanya, "Mas, sampeyan selalu meliput berita pengungkapan kasus narkoba jenis sabu kan. Kasus sabu paling akeh ndek Lumajang iku ndek wilayah endi mas ? Tolong nek nduwe datane, WA no aku yo," katanya dengan bahasa khas Lumajangan. Kami spontan menjawab, "Siap ndan, nanti saya kumpulkan data berita kami, saya WA ke Komandan".
Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba pertanyaan Indra tentang wilayah di Lumajang yang paling banyak terjadi kasus Sabu kembali terngiang, entah apa maksud pertanyaan itu, bukankan sebagai Kepala BNNK Indra tentunya sudah memetakan daerah rawan, tapi apapun itu, kami akan tetap memenuhi janji untuk mengkompulir berita kasus Sabu paling banyak terjadi di wilayah mana di Kabupaten Lumajang untuk kami berikan kepadanya.(Yd/red)
Editor : Redaksi