Lumajang - Narkoba sudah menjadi bahaya laten yang merambah semua elemet masyarakat termasuk keterlibatan oknum aparat. Keterlibatan oknum dalam kasus narkoba sejak dulu sudah menjadi perbincangan bahkan menjadi topik diskusi di mana-mana. Berdasarkan pantauan pemberitaan dari berbagai media, oknum yang terlibat narkoba berasal dari berbagai kalangan termasuk oknum aparat negara.
Lumajangsatu berbincang khusus dengan AKBP Indara Brahmana, Kepala BNN Kabupaten Lumajang tentang peredaran narkoba dan potensi keterlibataan oknum di Lumajang. "Ya namanya juga setan mas, bujuk rayunya luar biasa, itulah mengapa keteguhan iman adalah modal utama bagi kita apabila ingin selamat dunia akhirat," kata Indra saat acara HPN beberapa waktu lalu.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Sambil menikmati kopi Semeru di tengah indahnya alam taman wisata Tirtosari View, Indra mengungkapkan kebahagiaannya mendapat kesempatan bertugas di kampung halaman sehingga dapat mengobati rasa rindu yang mendalam setelah 24 tahun meninggalkan Lumajang. Saat para awak media menanyakan apakah ada hal-hal lain yang dia rindukan, Indra mengatakan : "Ada mas. Setelah melakukan pendalaman kondisi peredaran gelap narkoba di Lumajang, saya jadi merindukan alat-alat dan teman-teman saya (tim pemberantasan BNN RI)", jawabnya dengan sorot mata yang menerawang.
AKBP Indra sudah bertugas di BNN sejak 2008, dia menjabat sebagai Kepala Seksi Analisis Intelijen Teknologi, Direktorat Intelijen yang berada dalam naungan Deputi Pemberantasan BNN RI selama 8 tahun. Pada 2016, Indra mendapat tugas sebagai Kepala BNNK Tulungagung, dimana meskipun dia hanya bertugas dalam hitungan bulan, dia berhasil melakukan pengungkapan sindikat narkoba di daerah Ngunut dengan BB 26 gram sabu, 102 butir ekstasi, 5 tersangka mulai dari pengedar sampai bandar dengan dukungan personil pemberantasan dari BNNP Jawa Timur. Indra kemudian pindah tugas sebagai Kepala BNNK Sidoarjo.
Selama 1,5 tahun di bawah kepemimpinannya, BNNK Sidoarjo berhasil mengungkap kasus narkotika jenis sabu dengan total barang bukti 6,5 Kg. Saat itu dirinya mendapatkan dukungan personil dari tim penindakan & pengejaran BNN RI Jakarta, BNNK Surabaya, tim Counter Narcotics Bea Cukai Juanda dan TNI AL Juanda.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Indra sangat mengapresiasi pembentukan tim Cobra dan tim Panther oleh Kapolres Lumajang, "Dalam kondisi tertentu, untuk memastikan Kamtibmas tetap terjaga dan kondusif, pembentukan tim khusus (Indra menyebutnya dengan Pasukan Pemukul) seperti itu sangat perlu. Coba baca sejarah Kepolisian New York, di saat kotanya dikacaukan dengan tingginya angka kriminalitas, terutama kejahatan jalanan yang sangat meresahkan masyarakat dan menimbulkan banyak korban, mereka membentuk Street Crime Unit yang beranggotakan Polisi yang lolos seleksi kemampuan beladiri dan kemahiran menggunakan senjata api.
Dalam waktu singkat, mereka mampu menjelma menjadi pasukan yang menciptakan rasa aman bagi masyarakat dan menurunkan secara drastis angka kriminalitas setelah para pelaku kejahatannya ditindak tegas", kata Indra.
Saat ditanya sebagai seorang yang berpengalaman dalam bidang analisis intelijen, sejauh mana pemetaan yang sudah dia lakukan berkaitan dengan jaringan sindikat narkoba di Lumajang, Indra menjelaskan bahwa keterlibatan oknum orang per orang dalam sindikat narkoba banyak yang ibarat kentut, baunya menyengat tapi wujud nyatanya tidak nampak "Kita harus tetap memegang prinsip Azas Praduga Tak Bersalah, bukan berarti tidak bisa dibuktikan mas, tapi perlu waktu, kita tidak boleh grusa-grusu," paparnya.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Sekarang jaman canggih, ada istilah Scientific Crime Investigation dan High Tech Crime Investigation. Semua bisa kita lakukan untuk mendukung pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan. Kalau tadi saya ibaratkan kentut, jaman sekarang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ibaratnya kentut pun bisa dideteksi dan dimunculkan menjadi berwarna, jadi kita bisa tahu siapa yang sebenarnya yang kentut itu. Tapi ya itu tadi, perlu waktu.
"Tidak ada kejahatan yang sempurna, setiap kejahatan pasti meninggalkan jejak. Sampeyan tahu celeng kan, celeng itu sembarang kalir dimakan, mau bersih atau kotor tidak peduli semua disikat habis. Para pelaku kejahatan termasuk sindikat narkoba bisa kita ibaratkan seperti celeng, mereka tau itu salah, kotor, melanggar hukum, dosa besar, tetapi tetap mereka lakukan yang penting dapat uang. Mereka tidak peduli banyak orang yang menderita, terluka bahkan meninggal menjadi korban kejahatan mereka. Celeng punya sifat ndablek dan sok kuat, main seruduk, kalau yang diseruduk hanya pohon pisang ya jelas pisangnya yang tumbang. Akan ada saatnya celeng-celeng itu kena batunya, saat mereka berani menyeruduk batu karang, celeng-celeng itu akan sempal," pungkas Indra sambil tersenyum penuh makna.(Yd/red)
Editor : Redaksi